Oleh : Evita
Februiyan
Kehamilan risiko tinggi adalah kehamilan patologi yang
dapat mempengaruhi keadaan ibu dan janin. Untuk menghadapi kehamilan risiko
harus diambil sikap proaktif, berencana dengan upaya
promotif dan preventif
sampai dengan waktunya harus diambil sikap tegas dan cepat untuk menyelamatkan
ibu dan janinnya.
Penyebab dari kejadian kehamilan
risiko pada ibu hamil adalah karena kurangnya pengetahuan ibu tentang kesehatan
reproduksi, rendahnya status sosial ekonomi dan pendidikan yang rendah. Dengan
adanya pengetahuan ibu tentang tujuan atau manfaat pemeriksaan kehamilan dapat
memotivasinya untuk memeriksakan kehamilan secara rutin. Pengetahuan tentang
cara pemeliharaan kesehatan dan hidup sehat meliputi jenis makanan bergizi,
menjaga kebersihan diri, serta pentingnya istirahat cukup sehingga dapat
mencegah timbulnya komplikasi dan tetap mempertahankan derajat kesehatan yang
sudah ada. Umur seseorang dapat mempengaruhi keadaan kehamilannya. Bila wanita
tersebut hamil pada masa reproduksi, kecil kemungkinan untuk mengalami
komplikasi di bandingkan wanita yang hamil dibawah usia reproduksi ataupun
diatas usia reproduksi
Jarak kehamilan yang terlalu pendek kurang dari 2 tahun
dan d atas 5 tahun, hamil dibawah usia 20 tahun dan lebih dari 35 tahun
berisiko melahirkan bayi dengan kelainan genetik. Begitu juga dengan ibu hamil
yang pernah menjalani operasi. Faktor lainnya adalah kondisi fisik atau menetap
bagi sang ibu (seperti tinggi badan di bawah 145 cm, biasanya panggul sempit
dan akan kesulitan melahirkan secara normal) juga harus diwaspadai. Selain itu,
ibu hamil penderita obesitas dan darah tinggi pada kehamilan atau mengalami
penyakit lain yang cukup membahayakan sebelum atau saat hamil meruakan
faktor-faktor yang dapat menyebabkan kehamilannya berisiko tinggi Usia reproduksi sehat untuk hamil berkisar antara 25-30 tahun. Jika kurang atau melebihi usia tersebut, maka mempengarui faktor kesuburan reproduksi yang juga berpengaruh terhadap risiko kehamilan. Banyak cara untuk mengatasi masalah kehamilan berisiko tinggi. Salah satu caranya adalah mempersiapkan mental saat menjalani kehamilan tersebut, ibu hamil juga harus rajin melakukan pemeriksaan rutin untuk mendeteksi kondisi ibu dan janin. Biasanya ibu hamil yang rajin memeriksakan kehamilan secara rutin merasa lebih sehat. Dengan memeriksakan kehamilan secara teratur, komplikasi serta ganguan kehamilan dapat teratasi dibandingkan ibu hamil yang tidak melakukan pemeriksaan kehamilan. Ibu hamil juga perlu mengosumsi gizi yang baik tepat dan seimbang, salah satunya asam folat, guna mengoptimalkan perkembangan janin dan kesehatan ibu sendiri.
Anak lebih dari 4 dapat menimbulkan gangguan pertumbuhan janin dan perdarahan saat persalinan karena keadaan rahim biasanya sudah lemah. Paritas 2-3 merupakan paritas paling aman ditinjau dari sudut kematian maternal. Paritas 1 dan paritas tinggi (lebih dari 3) mempunyai angka kematian maternal lebih tinggi. Lebih tinggi paritas, lebih tinggi kematian maternal. Risiko pada paritas 1 dapat ditangani dengan asuhan obstetrik lebih baik, sedangkan risiko pada paritas tinggi dapat dikurangi atau dicegah dengan keluarga berencana. Sebagian kehamilan pada paritas tinggi adalah tidak direncanakan.