Thursday, October 30, 2014

CAMPAK

CAMPAK
Oleh: Uswatun Khasanah
Campak adalah penyakit sangat menular dengan gejala prodromal seperti demam, batuk, coryza/pilek, konjungtivitis dan bintik-bintik kecil dengan bagian tengah berwarna putih atau putih kebiru-biruan dengan dasar kemerahan di daerah mukosa pipi (bercak koplik). Tanda khas bercak kemerahan dikulit timbul pada hari ketiga sampai ketujuh, dimulai di daerah muka, kemudian menyeluruh, berlangsung selama 4-7 hari, dan kadang-kadang berakhir dengan pengelupasan kulit berwarna kecoklatan.
Gejala penularan campak tampak kira-kira 10-20 hari sejak kontak pertama degnan penderita cacar air. Penularannya terjadi melalui air ludah penderita dan melalui minum atau makan dari wadah yang sama dengan penderita. Komplikasi yang timbul biasanya radang paru-paru (bronchopneumonia), radang otak dan radang telinga tengah (otitis media).

Seperti halnya cacar air, pengobatan campak pun bersifat simtomatik. Untuk menolongnya, segera kompres penderita, namun jangan sekali-kali menyelimutinya karena panas tubuhnya justru akan meninggi. Sehingga menyebabkan kejang demam. Jika panasnya meninggi, sebaiknya anak tidak dimandikan. Namun kebersihan tubuhnya harus tetap terjaga dengan melap tubuhnya dengan air hangat. Untuk mengurangi rasa gatal, olesi dengan bedaki. Anak juga harus banyak minum atau makan makanan cair agar tidak dehidrasi. Berikan makanan dalam porsi kecil, namun sering.

Yang patut kita ingat, sebaiknya penderita mendapat perawatan tersendiri agar orang lain tidak tertular dan sebagai langkah mencegah komplikasi. Pada kasus berat, pemberian vitamin A mampu menurunkan morbiditas dan mortalitas (angka kematian). 

Pencegahan penyakit campak bisa dilakukan dengan pemberian imunisasi, yakni vaksin campak atau vaksin MMR (Mumps, Measles and Rubella)

PENATALAKSANAAN PADA BAYI DENGAN ORAL TRUSH




Penatalaksanaan Oral Trush pada Bayi
 oleh : ZUHFI ARLINDA

Oral trush pada umumnya bisa sembuh dengan sendirinya. Tetapi lebih baik jika diberikan pengobatan dengan cara :
  1. Bedakan dengan endapan susu pada mulut bayi
  2. Apabila sumber infeksi berasal dari ibu harus segera diobati dengan pemberian antibiotika berspektrum luas
  3. Menjaga kebersihan mulut bayi dan puting susu ibu.
  4. Membersihkan daerah mulut bayi setelah makan ataupun minum susu dengan air matang dan bersih. Apabila oral thrush sudah terjadi pada anak dan sudah diberikan obat, selain menjaga kebersihan mulut berikanlah makanan yang lunak atau cair sedikit-sedikit tetapi frekuensinya sering dan setiap habis makan berikan air putih dan usahakan agar sering minum.
  5. Pada bayi yang minum susu dengan mengunakan botol, harus mengunakan teknik steril, dalam membersihkan botolnya sebelum digunakan, yaitu bisa dengan mencuci bersih botol dan dot susu, setelah itu diseduh dengan air mendidih atau direbus hingga mendidih (jika botol tahan rebus) sebelum dipakai.
  1. Pemberian terapi pada bayi yaitu :
1)        1 ml larutan nystatin (100.000) unit 4x/hari dengan interval 6 jam. Larutan diberikan dengan lembut dan hati-hati agar tidak meyebar luas ke rongga mulut
2)        Gentian violet 3x/hari

Wednesday, October 29, 2014

Ibu nifas dengan abses payudara



 Oleh : Achla Ainus Salamah





Mastitis adalah infeksi peradangan pada mamma, terutama pada primipara yang biasanya disebabkan oleh staphylococcus aureus, infeksi terjadi melalui luka pada putting susu, tetapi mungkin juga mungkin juga melalui peredaran darah (Prawirohadjo, 2005 : 701).
Mastitis adalah reaksi sistematik seperti demam, terjadi 1-3 minggu setelah melahirkan sebagai komplikasi sumbatan saluran air susu (Masjoer, 2001 : 324). Pada kasus mastitis ini biasanya tidak segera ditangani, jika mastitis tidak segera ditangani menyebabkan abses payudara yang biasa pecah kepermukaan kulit dan akan menimbulkan borok yang besar.
Pada mastitis biasanya yang selalu dikeluhkan adalah payudara membesar, keras, nyeri, kulit murah dan membisul (abses) dan yang pada akhirnya pecah menjadi borok disertai dengan keluarnya nanah bercampur air susu, dapat disertai dengan suhu badan naik, menggigil. Jika sudah ditemukan tanda-tanda seperti ini maka pemberian ASI pada bayi jangan dihentikan, tetapi sesering mungkin diberikan.
Ada 3 macam Mastitis:
1.    Mastitis Periduktal : ditemukan pada ibu yang menjelang menopouse
2.    Mastitis Puerperalis : pada wanita hamil dan menyusui
3.    Mastitis Supurativa : pada wanita yang terkena TBC, Sifilis, dan infeksi staphylococcus
Pada mastitis infeksius, ASI dapat terasa asin akibat kadar natrium dan klorida yang tinggi dan merangsang penurunan aliran ASI. Ibu harus tetap menyusui. Antibiotik (resisten-penisilin) diberikan bila ibu mengalami mastitis infeksius.


B.    Penyebab
1.    Bayi tidak mau menyusu sehingga ASI tidak diberikan secara adekuat yang akan menyebabkan mastitis jika tidak segera ditangani.
2.    Lecet pada puting susu yang menyebabkan kuman staphylococcus aureus masuk menyebabkan infeksi mastitis
3.    Personal higiene ibu kurang, terutama pada puting susu
4.    Bendungan air susu yang tidak adekuat di tangani sehingga menyebabkan mastitis

C.    Tanda dan Gejala
1.    Payudara bengkak, terlihat membesar
2.    Teraba keras dan benjol-benjol
3.    Nyeri pada payudara
4.    Merasa lesu
5.    Suhu badan meningkat, suhu lebih dari 38 OC

D.    Pencegahan
1.    Perawatan puting susu atau perawatan payudara
2.    Susukan bayi setiap saat tanpa jadwal
3.    Pembersihan puting susu sebelum dan sesudah menyusui untuk menghilangkan kerak dan susu yang sudah kering
4.    Teknik menyusui yang benar, bayi harus menyusu sampai ke kalang payudara.

E.    Cara Melakukan Post Natal Breast Care
1.    Siapkan alat
a.    Minyak atau baby oil
b.    Waslap 2 buah
c.    Air hangat
d.    Baskom
2.    Cuci tangan
3.    Melakukan pengurutan pada payudara ibu masing-masing 30 x selama 5 menit
Cara :
a.    Pengurutan payudara (melingkar)
Kedua telapak tangan dari tempatkan diantara kedua payudara ke arah atas. Samping ke bawah dan melintang, sehingga tangan menyangga payudara
b.    Pengurutan payudar (pangkal payudara)
1)    Telapak tangan kiri menopang payudara kiri dan jari-jari tangan kanan saling di rapatkan
2)    Sisi kelingkin tangan kanan mengurut payudara kiri dan pangkal payudara, demikian payudara kanan.
3)    Pengurutan payudara dengan menggunakan air hangat dan dingin kompres payudara dengan air hangat terlebih dahulu kemudian air hangat selama 5 menit.
4)    Cuci tangan

F.    Posisi Menyusui Yang Benar
Posisi bayi saat menyusui sangat menentukan kebersihan pemberian ASI dan mencegah lecet punting susu, pastikan ibu memeluk bayinya dengan benar berikan bantuan dan dukungan jika ibu memerlukannya. Terutama jika ibu pertama kali menyusui atau ibu berusia sangat muda.
Posisi menyusui yang benar :
1.    Lengan ibu menopang kepala, leher dan seluruh badan bayi (kepala dan tubuh berada pada satu garis lurus) muka bayi menghadap ke payudara ibu. Hidung bayi didepan putting susu ibu, posisi bayi harus sedemikian rupa sehingga perut bayi ketubuh ibunya.
2.    Ibu mendekatkan bayi ketuban ibunya (maka bayi kepayudara ibu) dan mengamati bayi siap menyusu, membuka mulut, bergerak mencari dan menoleh
3.    Ibu menyentuhkan putting susu kebibir bayi, menunggu hingga mulut bayi terbuka lebar kemudian mengarahkan mulut bayi ke putting susu ibu sehingga bibir bayi dapat menangkap putting susu sendiri
Tanda-tanda posisi bayi menyusu dengan baik :
1.    Dagu menyentuh payudara ibu
2.    Mulut terbuka lebar
3.    Hidung bayi mendekati dan kadang-kadang menyentuh payudara ibu
4.    Mulut bayi mencakup sebanyak mungki areola (tidak hanya putting saja). Lingkar areola atas terlihat lebih banyak dibandingkan lingkar areola bawah.
5.    Lidah bayi menopang putting dan areola bagian bawah
6.    Bibir bawah bayi melengkung keluar
7.    bayi menghisap kuat dan dalam secara perlahan dan kadang-kadang disertai berhenti sesaat.
G.    Tips untuk mengurangi efek dari mastitis.
1.    Cepat curiga akan adanya mastitis.
2.    Segeralah tidur bila menduga adanya mastitis dan istirahatlah dengan benar.Duduklama selama beberapa jam tanpa melakukan aktifitas dapat membantu memperpendek durasi mastitis.
3.    Konsumsi echinacea dan vitamin C untuk meningkatkan sistem imun dan membantu melawan infeksi. Jika infeksi terjadi hingga berhari-hari konsultasikan kepada dokter.
4.    Kompres air hangat pada daerah yang mengalami sumbatan duktus.
5.    Bantuan pancuran air hangat (shower hangat) untuk mandi, akan sangat membantu mempercepat menghilangkan sumbatan.
6.    Tetap berikan ASI kepada bayi, bila gagal coba lagi, susui terutama payudara yang sakit sesering dan selama mungkin sehingga sumbatan tersebut lama-kelamaan akan menghilang. Bila gagal gunakan pompa sedot.
7.    Lakukan pemijatan terus menerus saat menyusui juga sangat membantu.

H.    Pengobatan
a.    Segera setelah mastitis ditemukan berikan ASI sesering mungkin tanpa jadwal
b.    Karena penyebab utama adalah sthaphylo coccus aureus, maka dapat diberikan antibiotika jenis penicillin
c.    Kompres dingin
d.    Berikan kloksalisin 500 mg setiap 6 jam selama 10 hari
Berikan paracetamol 500 mg 3 x sehari
e.    Sangga payudara
f.    Lakukan perawatan payudara “post natal breast care”

Thursday, October 23, 2014

ABORTUS (Uswatun Khasanah)

ABORTUS
Oleh: Uswatun Khasanah
Abortus adalah pengeluaran hasil konsepsi sebelum janin dapat hidup diluar kandunga (berat kurang dari 500 gram atau kurang dari 20 minggu).Dari segi medikolegal maka istilah abortus, keguguran, dan kelahiran prematur mempunyai arti yang sama dan menunjukkan pengeluaran janin sebelum usia kehamilan yang cukup.Abortus yang berlangsung tanpa tindakan disebut abortus spontan,sedangkan abortus yang terjadi dengan sengaja dilakukan tindakan disebut abortus provokatus.50%  kejadian abortus dikarenakan tingginya angka chemical pregnancy loss yang tidak bisa diketahui pada 2-4 minggu setelah konsepsi.Sementara itu,dari kejadian yang diketahui 15-20% merupakan abortus spontan dan kehamilan ektopik.
Faktor Abortus
1.      Lingkungan
      Diperkirakan 1-10% malformasi janin akibat dari paparan obat,bahan kimia,atau radiasi dan umumnya berakhir abortus,misalnya paparan terhadap buangan gas antestesi dan tembakau.Sigaret rokok diketahui mengandung ratusan unsure toksik,antara lain nikotin yang telah diketahui mempunyai efek vasoaktif sehingga menghambat sirkulasi uterplasenta.Karbon monoksida juga menurunkan pasokan oksigen ibu dan janin serta memacu neurotoksin.Dengan adanya gangguan pada system sirkulasifetoplasenta dapat terjadi gangguan pertumbuhan janin yang berakibat terjadinya abortus.
2.      Hormonal
Ovulasi,implantasi,serta kehamilan dini bergantung pada koordinasi yang baik system pengaturan hormone maternal.Oleh karena itu,perlu perhatian langsung terhadap system hormone secara keseluruhan,fase luteal,dan gambaran hormone setelah konsepsi terutama kadar progesterone.
3.      Hematologik
Beberapa kasus abortus berulang di tandai dengan defek plasentasi dan adanya mikrotrombi pada pembuluh darah plasenta.Berbagi komponen kogulasi dan fibrinolitik memegang peran penting pada implantasi embrio,invasi trofoblas,dan plasenta.Pada kehamilan terjadi keadaan hiperkoagulasi dikarenakan peningkatan kadar faktor prokoagulan,penurunan faktor antikoagulan,penurunan aktivitas fibrinolitik.


HEMANGIOMA


Penanganan Hemangioma
Oleh : Zuhfi Arlinda



Gambaran klinik dari hemangioma adalah heterogen. Gambaran yang ditunjukkan tergantung kedalaman, lokasi , dan derajat dari evolusi. Pada bayi baru lahir, hemangioma dimulai dengan macula pucat dengan teleanggiektasis.  Cara penangganannya adalah :


      1.Cara konservatif
Pada perjalanan alamiahnya lesi hemangioma akan mengalami pembesaran dalam bulan-bulan pertama, kemudian mencapai besar maksimun dan sesudah itu terjadi regresi spontan sekitar umur 12 bulan, lesi terus mengadakan regresi sampai umur 5 tahun . Untuk hemangioma kapiler (Strawberry Hemangioma) , sering tidak diterapi karena hemangioma jenis ini bila biarkan akan hilang dengan sendirinya dan kulit terlihat normal.
22. Cara aktif
Hemangioma yang memerlukan terapi secara aktif, antara lain adalah hemangioma yang tumbuh pada organ vital, seperti pada mata, telinga, dan tenggorokan; Hemangioma yang mengalami perdarahan, hemangioma yang mengalami ulserasi, hemangioma yang mengalami infeksi, hemangioma yang mengalami pertumbuhan cepat dan terjadi deformitas jaringan. Cara-cara aktif dapat dilakukan antara lain pembedahan, radiasi, corticosteroid, obat sklerotik, eletrokoagulansi, pembekuan, dan antibiotik.