Masa Kehamilan Dengan Resiko Tinggi
Oleh : Komsiyati
16 mei 2014
Bagi wanita, hamil merupakan langkah besar yang membawa
ia pada dunia baru. Menjadi seorang ibu tak mudah. Sama sulitnya dengan menjadi
seorang wanita hamil. Sebab pada fase ini wanita rawan kehilangan janin pun
nyawanya sendiri. Data statistik memperlihatkan kenyataan bahwa kehamilan
yang sehat mencapai persentase 80% hingga 90%. Selebihnya, merupakan porsi
kehamilan resiko tinggi. Apa yang dimaksud kehamilan dengan resiko tinggi tersebut?
Berdasarkan defenisi medis, kehamilan resiko tinggi merupakan kondisi yang dapat berpengaruh pada keadaan ibu dan juga janinnya. Kondisi tersebut umumnya membahayakan dan disebabkan oleh faktor resiko yang beragam. Adapun faktor pemicu kehamilan resiko tinggi tersebut antara lain:
- Umur ibu kurang dari 20 tahun atau lebih dari 35 tahun.
- Tinggi badan ibu kurang dari 145cm.
- Berat badan ibu terlalu berlebih atau juga terlalu kurang.
- Telah memiliki anak lebih dari 4.
- Jarak antara kehamilan yang satu dan yang lain kurang dari 2 tahun.
- Terdapat riwayat proses persalinan yang kurang baik. Hal ini mencakup riwayat seperti mengalami keguguran lebih dari 2 kali, mengalami persalinan premature lebih dari 2 kali, pernah mengalami kematian janin di dalam perut atau disebut dengan nama kematian perinatal, mengalami pendarahan hebat setelah melahirkan, terjadi kehamilan mola, pernah dibantu dengan cara obstetric operatif, mengalami pre-eklampsi dan juga eklampsi, terdapat riwayat inersia uteri dan operasi ginekologik serta hal-hal beresiko tinggi lainnya.
- Ibu menderita penyakit anemia.
- Ibu menderita penyakit hipertensi.
- Ibu mengalami pendarahan berlebihan di masa kehamilan.
- Terdapat sakit kepala yang hebat.
- Munculnya bengkak pada tungkai ibu.
- Terdapat kelainan pada janin.
- Bentuk panggul ibu menjadi tidak normal.
- Terdapat riwayat penyakit kronis misalnya diabetes dan lain-lain.
Faktor resiko dibagi ke dalam 2 kelompok yakni faktor medis dan non-medis. Faktor yang
diuraikan sebelumnya masuk ke dalam kelompok medis. Sementara itu, faktor
non-medis juga ternyata memiliki andil yang cukup besar sebagai salah satu
pemicu kehamilan resiko tinggi. Faktor non medis tersebut antara lain
kemiskinan, adat istiadat, tradisi yang kurang baik, kebersihan lingkungan,
sosial dan ekonomi yang rendah, fasilitas serta sarana kesehatan yang serba
kekurangan, kepercayaan, ketidaktahuan dan masih banyak lagi lainnya. Jika
didasarkan pada penelitian terbaru, ditemukan fakta bahwa faktor non-medis ini
banyak terjadi di Negara berkembang dan berpengaruh secara signifikan terhadap
morbiditas juga mortalitas.
Di Indonesia sendiri, sangat sulit untuk menentukan kehamilan resiko tinggi ini sebab hasil akurasi angka yang didapatkan masing-masing peneliti berbeda. Hal ini dipengaruhi oleh faktor yang dikategorikan ke dalam kehamilan resiko tinggi. Untuk menghitung kehamilan resiko tinggi, peneliti biasanya memakai kriteria dan juga pengelompokkan yang didasarkan pada sistem nilai atau scoring.
No comments:
Post a Comment