TRI HERI NUGRAHENI / 030113B026
TEKNIK MENYUSUI YANG BENAR
Pengertian Teknik Menyusui Yang Benar
Teknik
Menyusui Yang Benar adalah cara memberikan ASI kepada bayi dengan perlekatan
dan posisi ibu dan bayi dengan benar (Perinasia, 1994).
Pembentukan dan Persiapan ASI
Persiapan memberikan ASI dilakukan bersamaan dengan
kehamilan. Pada kehamilan, payudara semakin padat karena retensi air, lemak
serta berkembangnya kelenjar-kelenjar payudara yang dirasakan sakit dan tegang.
Bersamaan dengan membesarnya kehamilan, perkembangan dan persiapan untuk
memberikan ASI makin tampak. Payudara makin besar, puting susu makin menonjol,
pembuluh darah makin tampak, dan aerola mamae makin menghitam.
Persiapan memperlancar pengeluaran ASI dilaksanakan dengan
jalan :
1. Membersihkan puting susu dengan air atau minyak, sehingga epitel yang lepas tidak menumpuk.
2. Puting susu ditarik-tarik setiap mandi, sehingga menonjol untuk memudahkan isapan bayi.
3. Bila puting susu belum menonjol dapat memakai pompa susu atau dengan jalan operasi.
1. Membersihkan puting susu dengan air atau minyak, sehingga epitel yang lepas tidak menumpuk.
2. Puting susu ditarik-tarik setiap mandi, sehingga menonjol untuk memudahkan isapan bayi.
3. Bila puting susu belum menonjol dapat memakai pompa susu atau dengan jalan operasi.
Posisi dan perlekatan menyusui
Terdapat
berbagai macam posisi menyusui. Cara menyususi yang tergolong biasa dilakukan
adalah dengan duduk, berdiri atau berbaring.
Gambar
1. Posisi menyusui sambil berdiri yang benar (Perinasia, 1994)
Gambar
2. Posisi menyusui sambil duduk yang benar (Perinasia, 1994)
Gambar
3. Posisi menyusui sambil rebahan yang benar (Perinasia, 1994)
Ada
posisi khusus yang berkaitan dengan situasi tertentu seperti ibu pasca operasi
sesar. Bayi diletakkan disamping kepala ibu dengan posisi kaki diatas. Menyusui
bayi kembar dilakukan dengan cara seperti memegang bola bila disusui bersamaan,
dipayudara kiri dan kanan. Pada ASI yang memancar (penuh), bayi ditengkurapkan
diatas dada ibu, tangan ibu sedikit menahan kepala bayi, dengan posisi ini bayi
tidak tersedak.
Gambar
4. Posisi menyusui balita pada kondisi normal (Perinasia, 1994)
Gambar
5. Posisi menyusui bayi baru lahir yang benar di ruang perawatan (Perinasia,
2004)
Gambar
6. Posisi menyusui bayi baru lahir yang benar di rumah (Perinasia, 2004)
Gambar
7. Posisi menyusui bayi bila ASI penuh (Perinasia, 2004)
Gambar
8. Posisi menyusui bayi kembar secara bersamaan (Perinasia, 2004)
Langkah-langkah menyusui yang benar
Cuci
tangan yang bersih dengan sabun, perah sedikit ASI dan oleskan disekitar putting,
duduk dan berbaring dengan santai.
Gambar
9. Cara meletakan bayi (Perinasia, 2004)
Gambar
10. Cara memegang payudara (Perinasia, 2004)
Bayi diletakkan menghadap ke ibu dengan posisi sanggah
seluruh tubuh bayi, jangan hanya leher dan bahunya saja, kepala dan tubuh bayi
lurus, hadapkan bayi ke dada ibu, sehingga hidung bayi berhadapan dengan puting
susu, dekatkan badan bayi ke badan ibu, menyetuh bibir bayi ke puting susunya
dan menunggu sampai mulut bayi terbuka lebar.
Segera
dekatkan bayi ke payudara sedemikian rupa sehingga bibir bawah bayi terletak di
bawah puting susu. Cara melekatkan mulut bayi dengan benar yaitu dagu menempel
pada payudara ibu, mulut bayi terbuka lebar dan bibir bawah bayi membuka lebar.
Gambar
12. Perlekatan benar (Perinasia, 2004)
Gambar
13. Perlekatan salah (Perinasia, 2004)
Cara pengamatan teknik menyusui yang benar
Menyusui
dengan teknik yang tidak benar dapat mengakibatkan puting susu menjadi lecet,
ASI tidak keluar optimal sehingga mempengaruhi produksi ASI selanjutnya atau
bayi enggan menyusu. Apabila bayi telah
menyusui dengan benar maka akan memperlihatkan tanda-tanda sebagai berikut :
menyusui dengan benar maka akan memperlihatkan tanda-tanda sebagai berikut :
- Bayi
tampak tenang.
- Badan
bayi menempel pada perut ibu.
- Mulut
bayi terbuka lebar.
- Dagu
bayi menmpel pada payudara ibu.
- Sebagian
areola masuk kedalam mulut bayi, areola bawah lebih banyak yang masuk.
- Bayi
nampak menghisap kuat dengan irama perlahan.
- Puting
susu tidak terasa nyeri.
- Telinga
dan lengan bayi terletak pada satu garis lurus.
- Kepala
bayi agak menengadah.
Gambar
14. Teknik menyusui yang benar (Perinasia, 2004)
Lama dan frekuensi menyusui
Sebaiknya dalam menyusui bayi tidak dijadwal, sehingga
tindakan menyusui bayi dilakukan di setiap saat bayi membutuhkan, karena bayi
akan menentukan sendiri kebutuhannya. Ibu harus menyusui bayinya bila bayi
menangis bukan karena sebab lain (kencing, kepanasan/kedinginan atau sekedar
ingin didekap) atau ibu sudah merasa perlu menyusui bayinya. Bayi yang sehat
dapat mengosongkan satu payudara sekitar 5-7 menit dan ASI dalam lambung bayi
akan kosong dalam waktu 2 jam. Pada awalnya, bayi tidak memiliki pola yang
teratur dalam menyusui dan akan mempunyai pola tertentu setelah 1 – 2 minggu
kemudian.
Menyusui yang dijadwal akan berakibat kurang baik, karena
isapan bayi sangat berpengaruh pada rangsangan produksi ASI selanjutnya. Dengan
menyusui tanpa jadwal, sesuai kebutuhan bayi akan mencegah timbulnya masalah
menyusui. Ibu yang bekerja dianjurkan agar lebih sering menyusui pada malam
hari. Bila sering disusukan pada malam hari akan memicu produksi ASI.
Untuk menjaga keseimbangan besarnya kedua payudara maka
sebaiknya setiap kali menyusui harus dengan kedua payudara. Pesankan kepada ibu
agar berusaha menyusui sampai payudara terasa kosong, agar produksi ASI menjadi
lebih baik. Setiap kali menyusui, dimulai dengan payudara yang terakhir disusukan.
Selama masa menyusui sebaiknya ibu menggunakan kutang (BH) yang dapat menyangga
payudara, tetapi tidak terlalu ketat.
Gambar
15. Kutang (BH) yang baik untuk ibu menyusui (Perinasia, 2004)
No comments:
Post a Comment