Thursday, May 15, 2014

Kehamilan serotinus by Komsiyati



KEHAMILAN SIROTINUS (KEHAMILAN LEWAT BULAN)
Oleh :Komsiyati
16 mei 2014
Description: http://bidanevi.files.wordpress.com/2010/06/hamil-9-bulan.jpg?w=529
Menurut Manuaba (1998), kehamilan lewat waktu merupakan kehamilan yang melebihi waktu 42 minggu dan belum terjadi persalinan. Kehamilan umumnya berlangsung 40 minggu atau 280 hari dari Hari Pertama haid terakhir. Jadi dari pengertian diatas dapat disimpulkan serotinus adalah kehamilan yang berlangsung lebih dari 42 minggu.
Etiologi belum diketahui  secara pasti namun faktor yang dikemukaan adalah hormonal, yaitu kadar progesteron tidak cepat turun walaupun kehamilan telah cukup bulan sehingga kepekaan uterus terhadap oksitosin berkurang. Faktor lain seperti herediter, karena postmaturitas sering dijumpai pada suatu keluarga tertentu (Rustam, 1998).
Menjelang persalinan terdapat penurunan progesteron, peningkatan oksitosin tubuh dan reseptor terhadap oksitosin sehingga otot rahim semakin sensitif terhadap rangsangan. Pada kehamilan lewat waktu terjadi sebaliknya, otot rahim tidak sensitif terhadap rangsangan, karena ketegangan psikologis atau kelainan pada rahim (Manuaba, 1998).
Patofisiologi Serotinus
Pada kehamilan lewat waktu terjadi penurunan oksitosin sehingga tidak menyebabkan adanya his, dan terjadi penundaan persalinan. Permasalahan kehamilan lewat waktu adalah plasenta tidak sanggup memberikan nutrisi dan pertukaran CO2/O2 sehingga janin mempunyai resiko asfiksia sampai kematian dalam rahim ( Manuaba, 1998).
Tanda Dan Gejala Serotinus
Tanda dan gejala tidak terlalu dirasakan, hanya dilihat dari tuanya kehamilan. Biasanya terjadi pada masyarakat di pedesaan yang lupa akan hari pertama haid terakhir. Bila tanggal hari pertama haid terakhir di catat dan diketahui wanita hamil, diagnosis tidak sukar, namun bila wanita hamil lupa atau tidak tahu, hal ini akan sukar memastikan diagnosis. Pada pemeriksaan USG dilakukan untuk memeriksa ukuran diameter biparietal, gerakan janin dan jumlah air ketuban (Muchtar, 1998).
Menurut Achdiat (2004), umur kehamilan melewati 294 hari/ genap 42 minggu palpasi bagian – bagian janin lebih jelas karena berkurangnya air ketuban. Kemungkinan dijumpai abnormalitas detak jantung janin, dengan pemeriksaan auskultasi maupun kardiotokografi (KTG). Air ketuban berkurang dengan atau tanpa pengapuran (klasifikasi) plasenta diketahui dengan pemeriksaan USG.
Pengaruh Serotinus                                                  
Menurut Muchtar (1998), pengaruh dari serotinus adalah :
a). Terhadap Ibu :
Pengaruh postmatur dapat menyebabkan distosia karena aksi uterus tidak terkoordinir, maka akan sering dijumpai patus lama, inersia uteri, dan perdarahan postpartum.
b). Terhadap Bayi :
Jumlah kematian janin/bayi pada kehamilan 43 minggu 3 kali lebih besar dari kehamilan 40 minggu, karena postmaturitas akan menambah bahaya pada janin. Pengaruh postmaturitas pada janin bervariasi seperti berat badan janin dapat bertambah besar, tetap dan ada yang berkurang sesudah kehamilan 42 minggu. Ada pula yang terjadi kematian janin dalam kandungan, kesalahan letak, distosia bahu, janin besar, moulage.
Penatalaksanaan Serotinus
Menurut Achadiat (2004), tata laksana kehamilan post term tanpa patologi lain, yaitu :
(1)   Pasien dirawat
(2)   Pemeriksaan laboratorium Non Stres Test (NST) dan USG
(3)   NST reaktif periksa keadaan servik           
(4)   Servik matang (BS) lebih dari 9 dapat langsung diinduksi
(5)   Jika servik belum matang, perlu dimatangkan dulu
(6)   Bila terdapat patologi lain (misalnya preeklamsi berat, bekas SC, dsb)
(7)   maka dipertimbangkan untuk mengakhiri kehamilan dengan SC.
(8)   Jika induksi gagal/terjadi gawat janin dilakukan SC
Persalinan anjuran bertujuan untuk dapat merangsang otot rahim berkontraksi, sehingga persalinan bisa berlangsung. Membuktikan ketidakseimbangan antara kepala janin dengan jalan lahir.

No comments:

Post a Comment