Wednesday, May 14, 2014

Mengenal Lebih Dekat Kehamilan Ektopik Part III

Penalaksanaan Kehamilan Ektopik

Penatalaksanaan kehamilan ektopik tertanggu bisa menggunakan berbagai cara salah satunya dengan obat. Obat dapat diberikan apabila kehamilan ektopik diketahui sejak dini. Obat yang digunakan adalah methotrexate (obat anti kanker). Sedangkan yang kedua adalah operasi untuk kehamilan yang sudah berusia lebih dari beberapa minggu, operasi adalah tindakan yang lebih aman dan memiliki angka keberhasilan lebih besar daripada obat-obatan. Apabila memungkinkan, akan dilakukan operasi laparaskopi.

Gambar Operasi Salpingostomi

Pencegahan kehamilan ektopik ini sebernarnya dapat dilakukan salah satunya dengan berhenti merokok dimana akan menurunkan risiko kehamilan ektopik. Wanita yang merokok memiliki kemungkinan yang lebih besar untuk mengalami kehamilan ektopik. Berhubungan seksual secara aman seperti menggunakan kondom akan mengurangi risiko kehamilan ektopik dalam arti berhubungan seks secara aman akan melindungi seseorang dari penyakit menular seksual yang pada akhirnya dapat menjadi penyakit radang panggul. Penyakit radang panggul dapat menyebabkan jaringan parut pada saluran tuba yang akan meningkatkan risiko terjadinya kehamilan ektopik. Kita tidak dapat menghindari 100% risiko kehamilan ektopik, namun kita dapat mengurangi komplikasi yang mengancam nyawa dengan deteksi dini dan tatalaksana secepat mungkin. Jika kita memiliki riwayat kehamilan ektopik sebelumnya, maka kerjasama antara dokter dan ibu sebaiknya ditingkatkan untuk mencegah komplikasi kehamilan ektopik.
Kemungkinan kehamilan ektopik di masa depan adalah suatu kewajaran untuk khawatir menganai masalah kesuburan setelah mengalami kehamilan ektopik. Seseorang yang mengalami kehamilan ektopik bukan berarti tidak dapat mengalami kehamilan normal namun berarti seseorang memiliki kemungkinan untuk mengalami kehamilan ektopik lagi di masa depan. Apabila saluran tuba ruptur (pecah) akibat kehamilan ektopik dan diangkat melalui operasi, seorang wanita akan tetap menghasilkan ovum (sel telur) melalui saluran tuba sebelahnya namun kemungkinan hamil berkurang sebesar 50 %. Apabila salah satu saluran tuba terganggu (contoh karena perlekatan) maka terdapat kemungkinan saluran tuba yang di sebelahnya mengalami gangguan juga. Hal ini dapat menurunkan angka kehamilan berikutnya dan meningkatkan angka kehamilan ektopik selanjutnya. Pada kasus yang berkaitan dengan pemakaian spiral, tidak ada peningkatan risiko kehamilan ektopik apabila spiral diangkat. Maka mulai dari usia reproduktif hendaknya wanita mulai menjaga kesehatan reproduksi untuk mencegah terjadinya kehamilan ektopik sehingga terhindar dari penatalaksanaan pengobatan kehamilan ektopik.
Titi Sari Siswoyo Putri

Sumber
Cunningham, F G,dkk., 2005. Obstetri Williams Volume I. Jakarta : EGC
Manuaba, IBG., 2007. Pengantar Kuliah Obstetri. Jakarta: EGC
Winkyosastro, H., 2007. Ilmu Kebidanan. Jakarta: YBPS


No comments:

Post a Comment