Penalaksanaan
Kehamilan Ektopik
Penatalaksanaan kehamilan
ektopik tertanggu bisa menggunakan berbagai cara salah satunya dengan obat. Obat
dapat diberikan apabila kehamilan ektopik diketahui sejak dini. Obat yang
digunakan adalah methotrexate (obat anti kanker). Sedangkan yang kedua adalah
operasi untuk kehamilan yang sudah berusia lebih dari beberapa minggu, operasi
adalah tindakan yang lebih aman dan memiliki angka keberhasilan lebih besar
daripada obat-obatan. Apabila memungkinkan, akan dilakukan operasi laparaskopi.
Gambar Operasi Salpingostomi
Pencegahan kehamilan
ektopik ini sebernarnya dapat dilakukan salah satunya dengan berhenti merokok
dimana akan menurunkan risiko kehamilan ektopik. Wanita yang merokok memiliki kemungkinan
yang lebih besar untuk mengalami kehamilan ektopik. Berhubungan seksual secara
aman seperti menggunakan kondom akan mengurangi risiko kehamilan ektopik dalam arti
berhubungan seks secara aman akan melindungi seseorang dari penyakit menular
seksual yang pada akhirnya dapat menjadi penyakit radang panggul. Penyakit
radang panggul dapat menyebabkan jaringan parut pada saluran tuba yang akan
meningkatkan risiko terjadinya kehamilan ektopik. Kita tidak dapat menghindari
100% risiko kehamilan ektopik, namun kita dapat mengurangi komplikasi yang
mengancam nyawa dengan deteksi dini dan tatalaksana secepat mungkin. Jika kita memiliki riwayat kehamilan ektopik
sebelumnya, maka kerjasama antara dokter dan ibu sebaiknya ditingkatkan untuk
mencegah komplikasi kehamilan ektopik.
Kemungkinan kehamilan
ektopik di masa depan adalah suatu kewajaran untuk khawatir menganai masalah
kesuburan setelah mengalami kehamilan ektopik. Seseorang yang mengalami
kehamilan ektopik bukan berarti tidak dapat mengalami kehamilan normal namun
berarti seseorang memiliki kemungkinan untuk mengalami kehamilan ektopik lagi
di masa depan. Apabila saluran tuba ruptur (pecah) akibat kehamilan ektopik dan
diangkat melalui operasi, seorang wanita akan tetap menghasilkan ovum (sel
telur) melalui saluran tuba sebelahnya namun kemungkinan hamil berkurang
sebesar 50 %. Apabila salah satu saluran tuba terganggu (contoh karena
perlekatan) maka terdapat kemungkinan saluran tuba yang di sebelahnya mengalami
gangguan juga. Hal ini dapat menurunkan angka kehamilan berikutnya dan
meningkatkan angka kehamilan ektopik selanjutnya. Pada kasus yang berkaitan
dengan pemakaian spiral, tidak ada peningkatan risiko kehamilan ektopik apabila
spiral diangkat. Maka mulai dari usia reproduktif hendaknya wanita mulai
menjaga kesehatan reproduksi untuk mencegah terjadinya kehamilan ektopik
sehingga terhindar dari penatalaksanaan pengobatan kehamilan ektopik.
Titi
Sari Siswoyo Putri
Sumber
Cunningham, F G,dkk., 2005. Obstetri Williams Volume I. Jakarta : EGC
Manuaba, IBG., 2007. Pengantar
Kuliah Obstetri. Jakarta: EGC
Winkyosastro, H., 2007. Ilmu Kebidanan.
Jakarta: YBPS
No comments:
Post a Comment