Penatalaksanaan Diare Pada Anak
Oleh : Sahtria Ningsih Masbait
Melakukan rehidrasi
pada pasien, tindakan rehidrasi ini dilakukan berdasarkan tingkatan atau
derajat dari dehidrasi, apabila terjadi dehidrasi ringan sampai sedang dapat
dilakukan rehidrasi secara oral dengan memberikan cairan pedialyte atau ricelete kemudian
meningkat kemakanan biasa yang yang
mudah dicerna, seperti pisang, nasi, roti bakar, biji-bijian kering, dan ASI.
Rehidrasi terbagi menjadi dua tipe cairan, yaitu cairan formula lengkap yang
mengandung NaC, NaHCO3, KCL, dan glukosa. Formula ini dikenal dengan
nama oralit. Tipe yang kedua adalah tipe formula sederhana yang hanya
mengandung NaCl dan sukrosa (garam dan
gula) atau karbohidrat lainnya. Pada dasarnya, rehidrasi dilakukan berdasarkan
derajat dehidrasinya dengan ketentuan pemberian sebagai berikut.
1. Dehidrasi ringan : 1 jam pertama 25-50 ml/kgBB selanjutnya 125
ml/kgBB/hari
2. Dehidrasi sedang : 1 jam pertama 50-100 ml/kgBB selanjutnya 125
ml/kgBB/hari
3. Dehidrasi berat : dapat dilihat pada rincian berikut ini
Bayi baru lahir (berat badan 2-3 kg)
Kebutuhan cairan : 125 ml + 100 ml + 25 ml/kgBB/24 jam dengan
pemberian cairan 4: 1 (4 glukosa 5% + 1 NaHCO, 1 ½%) dengan cara pemberian : 4
jam pertama 25 ml/kkBB/jam, 20 jam berikutnya 150 ml/kgBB/20 jam.
Bayi Berat Badan Lahir Rendah (Berat Badan < 2 kg)
Kebutuhan cairan : 250 ml/kgBB/24 jam, pemberian cairan adalah 4
glukosa 10% + 1 NaHCO3 1 ½%, dengan pemberian 4 jam pertama 25
ml/kgBB/jam, 20 jam berikutnya 150 ml/kgBB/20 jam.
Usia 1 bulan – 2 tahun (berat Badan 3-10 kg)
Cara pemberian adalah 1 jam pertama
40 ml/kgBB/jam kemudian dilanjutkan 7 jam berikutnya 12 12 ml/kgBB/menit
dan 16 jam kemudian 125 ml/kgBB
Usia 2-5 tahun (Berat Badan 15-25 kg)
Cara pemberiannya adalah 1 jam pertama 30 ml/kgBB/jam kemudian
dilanjutkan 7 jam berikutnya 10 ml/kgBB/menit dan 16 jam kemudian 105 ml/kgBB
§
Melakukan pemantauan atau observasi terhadap jumlah cairan yang
masuk dan keluar (mengukur status hidrasi), seperti turgor kulit, muntahan,
membran mukosa, berat badan, mata, dan ubun-ubun besar
§
Memantau adanya tanda renjatan hipovolemik, seperti denyut jantung
atau nadi cepat tapi kecil, tekanan darah menurun, dan kesadaran menurun
§
Pantau adanya tanda asidosis metabolik
§
Memberikan penjelasan kepada keluarga tentang hal-hal yang menyebabkan kurangnya volume
cairan, faktor yang menyebabkan terjadinya diare, dan lain-lain
Penatalaksanaan medis antara lain dalam pemberian terapi berikut
ini.
1. Antibiotik hanya diberikan apabila ada penyebab yang jelas, seperti
kolera maka diberikan tetraksiklin 25-50 mg/mg/kgBB/hari atau antibiotik
lainnya sesuai dengan jenis penyebabnya
2.
Obat spasmolitik seperti papaverin
3.
Obat anti sekresi seperti asetosal, klorpromazin
4. Memberikan nutrisi (makanan) setelah dehidrasi teratasi yang
mengandung cukup kalori, protein, mineral, dan vitamin atau selama diare perlu
ditambahkan jumlah kalori sebanyak 30% protein 3-5 g/kg BB/hari yang pada
umumnya adalah 2,5 g/kgBB/hari
5. Pada bayi, pertahankan pemberian ASI atau lakukan pemberian
pengganti air susu (bagi yang tidak minum ASI), tetapi melakukan pengenceran,
seperti pada pemberian pengganti air susu ibu (PASI) pada hari pertama
diencerkan 1/3, hari kedua 2/3, apabila defekasi membaik, maka berikan penuh
sesuai dengan ketentuan PASI. Adapun susu formula yang dianjurkan adalah susu
dengan kadar laktosa rendah, mengandung asam lemak tidak jenuh, seperti LLM,
almiron, dan lain-lain
6.
Memberikan makanan dengan mempertimbangkan usia, berat badan, dan
kemampuan menerima pada anak, seperti pada anak usia 1 tahun dan sudah makan
biasa dianjurkan makan bubur tanpa sayuran dan hindari atau kurangi makanan
yang mengandung banyak lemak dengan ketentuan pemberian : pada hari ke-1
setelah rehidrasi berikan makan per oral dengan selang seling menggunakan
oralit, pada hari ke-2-4 diberikan susu formula rendah laktosa penuh. Apabila
defekasi membaik, makanan biasa dapat diberikan sesuai dengan usia
7. Melakukan pemantauan dan pengukuran status gizi atau tanda
kecukupan nutrisi, seperti berat badan, turgor kulit, bising usus, kemampuan
menelan, dan jumlah asupan
8. Memberikan penjelasan kepada keluarga tentang bagaimana mencegah
makanan yang dapat menyebabkan diare, cara mensterilkan botol susu, dan higene
lingkungan
9. Melakukan penggantian popok dengan sering dan mengkajinya setiap
saat setelah buang air besar atau kecil
10. Memberikan salep
pelumas atau bedak pada daerah rektum dan perineum
11. Mengajarkan kepada
keluarga untuk menjaga kebersihan atau higiene pada daerah sekitar rektum dan
perinemum serta cara mengganti popok atau memberikan bedak atau salep pelumas
No comments:
Post a Comment