Tuesday, October 14, 2014

Penatalaksanaan Diare Pada Anak



Penatalaksanaan Diare Pada Anak

 Oleh : Sahtria Ningsih Masbait
 
         Melakukan rehidrasi pada pasien, tindakan rehidrasi ini dilakukan berdasarkan tingkatan atau derajat dari dehidrasi, apabila terjadi dehidrasi ringan sampai sedang dapat dilakukan rehidrasi secara oral dengan memberikan cairan pedialyte atau ricelete kemudian meningkat kemakanan biasa yang yang mudah dicerna, seperti pisang, nasi, roti bakar, biji-bijian kering, dan ASI. Rehidrasi terbagi menjadi dua tipe cairan, yaitu cairan formula lengkap yang mengandung NaC, NaHCO3, KCL, dan glukosa. Formula ini dikenal dengan nama oralit. Tipe yang kedua adalah tipe formula sederhana yang hanya mengandung  NaCl dan sukrosa (garam dan gula) atau karbohidrat lainnya. Pada dasarnya, rehidrasi dilakukan berdasarkan derajat dehidrasinya dengan ketentuan pemberian sebagai berikut.
  1. Dehidrasi ringan : 1 jam pertama 25-50 ml/kgBB selanjutnya 125 ml/kgBB/hari      
  2. Dehidrasi sedang : 1 jam pertama 50-100 ml/kgBB selanjutnya 125 ml/kgBB/hari
    3. Dehidrasi berat : dapat dilihat pada rincian berikut ini

Bayi baru lahir (berat badan 2-3 kg)
Kebutuhan cairan : 125 ml + 100 ml + 25 ml/kgBB/24 jam dengan pemberian cairan 4: 1 (4 glukosa 5% + 1 NaHCO, 1 ½%) dengan cara pemberian : 4 jam pertama 25 ml/kkBB/jam, 20 jam berikutnya 150 ml/kgBB/20 jam.

Bayi Berat Badan Lahir Rendah (Berat Badan < 2 kg)
Kebutuhan cairan : 250 ml/kgBB/24 jam, pemberian cairan adalah 4 glukosa 10% + 1 NaHCO3 1 ½%, dengan pemberian 4 jam pertama 25 ml/kgBB/jam, 20 jam berikutnya 150 ml/kgBB/20 jam.

Usia 1 bulan – 2 tahun (berat Badan 3-10 kg)
Cara pemberian adalah 1 jam pertama  40 ml/kgBB/jam kemudian dilanjutkan 7 jam berikutnya 12 12 ml/kgBB/menit dan 16 jam kemudian 125 ml/kgBB

Usia 2-5 tahun (Berat Badan 15-25 kg)
Cara pemberiannya adalah 1 jam pertama 30 ml/kgBB/jam kemudian dilanjutkan 7 jam berikutnya 10 ml/kgBB/menit dan 16 jam kemudian 105 ml/kgBB
§  Melakukan pemantauan atau observasi terhadap jumlah cairan yang masuk dan keluar (mengukur status hidrasi), seperti turgor kulit, muntahan, membran mukosa, berat badan, mata, dan ubun-ubun besar
§  Memantau adanya tanda renjatan hipovolemik, seperti denyut jantung atau nadi cepat tapi kecil, tekanan darah menurun, dan kesadaran menurun
§  Pantau adanya tanda asidosis metabolik
§  Memberikan penjelasan kepada keluarga tentang  hal-hal yang menyebabkan kurangnya volume cairan, faktor yang menyebabkan terjadinya diare, dan lain-lain

Penatalaksanaan medis antara lain dalam pemberian terapi berikut ini.
1.  Antibiotik hanya diberikan apabila ada penyebab yang jelas, seperti kolera maka diberikan tetraksiklin 25-50 mg/mg/kgBB/hari atau antibiotik lainnya sesuai dengan jenis penyebabnya
2.    Obat spasmolitik seperti papaverin
3.    Obat anti sekresi seperti asetosal, klorpromazin
4.  Memberikan nutrisi (makanan) setelah dehidrasi teratasi yang mengandung cukup kalori, protein, mineral, dan vitamin atau selama diare perlu ditambahkan jumlah kalori sebanyak 30% protein 3-5 g/kg BB/hari yang pada umumnya adalah 2,5 g/kgBB/hari
5.  Pada bayi, pertahankan pemberian ASI atau lakukan pemberian pengganti air susu (bagi yang tidak minum ASI), tetapi melakukan pengenceran, seperti pada pemberian pengganti air susu ibu (PASI) pada hari pertama diencerkan 1/3, hari kedua 2/3, apabila defekasi membaik, maka berikan penuh sesuai dengan ketentuan PASI. Adapun susu formula yang dianjurkan adalah susu dengan kadar laktosa rendah, mengandung asam lemak tidak jenuh, seperti LLM, almiron, dan lain-lain
6.  Memberikan makanan dengan mempertimbangkan usia, berat badan, dan kemampuan menerima pada anak, seperti pada anak usia 1 tahun dan sudah makan biasa dianjurkan makan bubur tanpa sayuran dan hindari atau kurangi makanan yang mengandung banyak lemak dengan ketentuan pemberian : pada hari ke-1 setelah rehidrasi berikan makan per oral dengan selang seling menggunakan oralit, pada hari ke-2-4 diberikan susu formula rendah laktosa penuh. Apabila defekasi membaik, makanan biasa dapat diberikan sesuai dengan usia
7. Melakukan pemantauan dan pengukuran status gizi atau tanda kecukupan nutrisi, seperti berat badan, turgor kulit, bising usus, kemampuan menelan, dan jumlah asupan
8.  Memberikan penjelasan kepada keluarga tentang bagaimana mencegah makanan yang dapat menyebabkan diare, cara mensterilkan botol susu, dan higene lingkungan
9.  Melakukan penggantian popok dengan sering dan mengkajinya setiap saat setelah buang air besar atau kecil
10. Memberikan salep pelumas atau bedak pada daerah rektum dan perineum
11. Mengajarkan kepada keluarga untuk menjaga kebersihan atau higiene pada daerah sekitar rektum dan perinemum serta cara mengganti popok atau memberikan bedak atau salep pelumas

No comments:

Post a Comment