Monday, October 13, 2014

persiapan dan teknik menyusui



Persiapan dan Teknik Menyusui

a. Persiapan Psikologis
1.     Memberikan dorongan pada ibu dengan meyakinkan bahwa setiap ibu mampu menyusui bayinya. Menjelaskan pada ibu bahwa melahirkan dan menyusui adalah proses yang alamiah, hampir smua ibu berhasil menjalaninya, bila terdapat masalah maka petugas kesehatan akan menolongnya. Ibu tidak perlu ragu dan cemas.
2.    Meyakinkan ibu akan keuntungan ASI. Ajak ibu membicarakan susu formula dalam perbandingannya denga ASI agar ibu bisa melihat keuntungan ASI dan kekurangan susu formula
3.    Membantu ibu mengatasi keraguannya karena pernah bermasalah ketika menyusui pada pengalaman menyusui yang kurang baik, yang dilami oleh kerabat atau keluarga lainnnya
4.    Mengikutsertakan suami atau anggota keluarga lain berperan dalam keluarga. Pesankan pada ibu harus banyak beristrahat, yang diperlukan untuk kesehatannya sendiri dan bayinya sehingga perlu adanya pembagian tugas dalam keluarga.
5.    Memberikan kesempatan pada ibu untuk bertanya setiap ia membutuhkannya. Petugas kesehatan harus dapat memperlihatkan perhatian dan kesediaannya untuk  membantu ibu (Suradi 2004).

b. Pemeriksaan Payudara
Dalam masa kehamilan payudara ibu harus diperiksa sebagai persiapan menyusui. Tujuan pemeriksaan ini adalah untuk mengetahui keadaan payudara sehingga bila terdapat kelainan dapat segera diketahui. Pemeriksaan payudara dilaksanakan pada kunjungan pertama ibu ketika memeriksa kehamilannya. Pemeriksaan dilakukan dengan cara inspeksi dan palpasi.
1)    Inspeksi
a)    Payudara
Ukuran dan bentuk payudara tidak berpengaruh pada produksi ASI. Perlu di perhatikan bila terdapat kelainan pembesaran masif, gerakan yang tidak simetris pada perubahan posisi. Permukaan yang tidak rata seperti adanya elevasi, retraksi atau luka pada kulit payudara harus dipikirkan kearah tumor atau kegansan dibawahnya. Saluran limfe yang tersumbat dapat menyebabkan kulit bengkak, dan membuat gambaran seperti kulit jeruk. Perlu di perhatikan adanya warna kulit kemerhan seperti tanda radang, penyakit kulit atau bahkan keganasan.
b)   Areola
Pada umumnya ukuran dan bentuk akan meluas pada masa puberitas dan pada masa kehamilan akan bersifat simetris, bila batas areola tidak arata (tidak melingkar) perlu diperhatikan. Pigmentasi yang meningkat apada saat kehamilan menyebabkan warna kulit pada areola lebih gelap dibandingkan sebelum hamil.
c)    Puting susu
Ukuran puting susu sangat berpariasi dan tidak mempunyai arti khusus. Pada bentuk puting susu yang terbenam perlu dipikirkan retraksi akibat keganasan namun tidak smua puting susu terbenam disebabkan oleh keganasan  (Suradi, 2010).
2)   Palpasi Payudara
Tujuan utama pemeriksaan palpasi payudara adalah untuk mencari masa. Setuap masa harus digambarkan secara jelas dan ciri-ciri massa yang teraba harus dievaluasi dengan baik. Pemeriksaan puting susu merupakan hal penting dalam mempersiapkan ibu untuk menyusui (Suradi, 2010).
a. Tehnik Menyusui, Seorang ibu dengan bayi pertamanya mungkin akan mengalami masalah ketika menyusui yang sebetulnya hanya karena tidak tahu cara menyusui yang sebetulnya hanya karena tidak tahu cara menyusui. Cara meletakan bayi pada payudara ketika menyusui berpengaruh terhadap keberhasilan menyusui. Sebenarnya kepekaan tersebut sangat sangat mebantu dalam proses pembentukan ikatan batin antara ibu dan bayi. Dalam hal tersebut, ibu memerlukan pendamping yang dapat membimbingnya untuk bisa merawat bayi termasuk menyusui. Tenaga kesehatan yang berkecimpung dalam bidang laktasi seharusnya mengetahui bahwa menyusui adalah suatu prosesalamiah. Namun, untuk mencapai keberhasilan menyusui diperlukan pengetahuan mengenai teknik menyusui yang benar (Suradi, 2010).
b.    Posisi dan Pelekatan Menyusui

Ada berbagai macam posisi menyusui. Cara menyusui yang biasa dilakukan adalah dengan duduk, berdiri, berbaring. Ada posisi khusus yang bersangkutan dengan situasi tertentu seperti menyusui bayi kembar dilakukan dengan cara seperti memegang bola dimna kedua bayi disusui secara bersamaan, dipayudara  kanan dan kiri. Pada asi yang memancar (penuh), bayi di tengkurapkan diatas dada ibu, tangan ibu sedikit menahasn kepala bayi, maka dengan posisi ini bayi tidak akan tersendak (Suradi, 2010).
c.    Langkah –langkah Menyusui Yang Benar
1)    Sebelum menyusui, ASI dikeluarkan sedikit kemudian dioleskan pada puting susu dan areola disekitarnya, cara ini bermanfaat sebagai desinfektan dan menjaga kelembapan puting susu.
2)   Bayi diletakan menghadap perut ibu atau payudara
a)    bu duduk atau berbaring santai. Bila duduk sebaiknya menggunakan kursiyang rendah agar kaki ibu tidak tergantungdan punggung ibu dapat bersandar pada kursi.
b)   Bayi dipegang dengan satu lengan, kepala bayi terletak pada lekung siku ibu dan bokong bayi terletak pada lengan. Kepala bayi tidak boleh tertengadah dan bokong yang ditahan dengan telapak tangan ibu.
c)    Satu tangan bayi diletakan dibelakang badan ibu, dan yang satu didepan
d)   Perut bayi menempel badan ibu, kepala ibu menghadap payudara (tidak hanya membelokan kepala bayi).
e)   Telinga dan lengan bayi terletak pada satu garis lurus.
f)    Ibu menatap bayi dengan kasih sayang.

3)   Payudara dipegang dengan ibu jari diatas dan jari yang lain menopang dibawahnya. Jangan menekan puting susu atau areolanya saja.

4)   Bayi diberi rangsangan untuk membuka mulut (rooting refleks) dengan cara: 
a)      Menyentuh pipi bayi denga mengunakan puting susu
b)      Menyentuh sisi mulut bayi

5)   Setelah bayi membuka mulut, dengan cepat kepala bayi didekatkan ke payudara ibu dengan puting serta areola dimasukan ke mulut bayi:
a)    Usahakan sebagian besar areola masuk kedalam mulut bayi, sehingga puting susu berada di bawah langit-langit dan lidah bayi akan menekan ASI keluar dari tempat penampungan ASI yang terletak di bawah areola.
b)   Setelah bayi menghisap, payudara tidak perlu dipegang atau di sangga lagi (Suradi, 2004)

d.    Lama dan Frekuensi Meenyusui
Sebaiknya bayi di susui tanpa jadwal (on demand) karena bayi akan menentukan kebutuhannya. Ibu harus menyusui bayinya bila bayi menangis bukan sebab lain atau ibu sudah merasa perlu menyusyui bayinya,bayi yang sehat dapat mengosongkan satu payudara sekitar 5-7menit dan asi dalam lambung bayi akan kosong dalam waktu 2jam.Menyusui yang dijadwal akan berakibat kurang baik, karena isapan bayi sangat berpengaruh pada ragsangan produksi asi selanjutnya, dengan menusui tanpa dijadwal, sesuai dengan kebutuhan bayi, akan mencegah timbulnya masalah menyusui. Ibu yang bekerja diluar rumah dianjurkan lebih sering menyusui pada malam hari. Bila sering disusukan pada malam hari akan memacu produksi ASI.
Untuk menjaga keseimbangan besarnya payudara maka sebaiknya setiap kali menyusui harus dengan kedua payudara. Mengajurkan pada ibu agar berusaha menyusui sampai payudara terasa kosong agar produksi asi menjadu lebih baik. Setiap menyusu dimulai dengan payudara terahir disusukan. Selama masa menyusui sebaiknya ibu menggunakan BH yang dapat menyangga payudara tetapi tidak terlalu ketat (Suradi, 2004).
a)      Tekan bola karet untuk mengeluarkan payudara
b)   Letakan ujung lebar tabung pada payudara dengan puting susu tepat ditengah dan tabung benar-benar melekat pada kulit
c)      Lepas bola karet sehingga puting dan areola tertarik kedalam
d)    Tekan dan lepas beberapa kali sehingga ASI akan keluar dan terkumpul pada lelukan penampung pada sisi tabung
e)  Cuci alat dengan bersih menggunakan air mendidih setelah selesai dipakai atau akan dipakai (Suradi, 2010)

No comments:

Post a Comment