Persiapan dan Teknik Menyusui
a. Persiapan
Psikologis
1.
Memberikan
dorongan pada ibu dengan meyakinkan bahwa setiap ibu mampu menyusui bayinya.
Menjelaskan pada ibu bahwa melahirkan dan menyusui adalah proses yang alamiah,
hampir smua ibu berhasil menjalaninya, bila terdapat masalah maka petugas
kesehatan akan menolongnya. Ibu tidak perlu ragu dan cemas.
2.
Meyakinkan
ibu akan keuntungan ASI. Ajak ibu membicarakan susu formula dalam
perbandingannya denga ASI agar ibu bisa melihat keuntungan ASI dan kekurangan
susu formula
3.
Membantu
ibu mengatasi keraguannya karena pernah bermasalah ketika menyusui pada
pengalaman menyusui yang kurang baik, yang dilami oleh kerabat atau keluarga
lainnnya
4.
Mengikutsertakan
suami atau anggota keluarga lain berperan dalam keluarga. Pesankan pada ibu
harus banyak beristrahat, yang diperlukan untuk kesehatannya sendiri dan
bayinya sehingga perlu adanya pembagian tugas dalam keluarga.
5.
Memberikan
kesempatan pada ibu untuk bertanya setiap ia membutuhkannya. Petugas kesehatan
harus dapat memperlihatkan perhatian dan kesediaannya untuk membantu ibu (Suradi 2004).
b. Pemeriksaan Payudara
Dalam masa kehamilan payudara ibu harus
diperiksa sebagai persiapan menyusui. Tujuan pemeriksaan ini adalah untuk
mengetahui keadaan payudara sehingga bila terdapat kelainan dapat segera
diketahui. Pemeriksaan payudara dilaksanakan pada kunjungan pertama ibu ketika
memeriksa kehamilannya. Pemeriksaan dilakukan dengan cara inspeksi dan palpasi.
1) Inspeksi
a) Payudara
Ukuran dan bentuk payudara tidak berpengaruh pada
produksi ASI. Perlu di perhatikan bila terdapat kelainan pembesaran masif,
gerakan yang tidak simetris pada perubahan posisi. Permukaan yang tidak rata
seperti adanya elevasi, retraksi atau luka pada kulit payudara harus dipikirkan
kearah tumor atau kegansan dibawahnya. Saluran limfe yang tersumbat dapat
menyebabkan kulit bengkak, dan membuat gambaran seperti kulit jeruk. Perlu di
perhatikan adanya warna kulit kemerhan seperti tanda radang, penyakit kulit
atau bahkan keganasan.
b) Areola
Pada umumnya ukuran dan bentuk akan meluas pada masa
puberitas dan pada masa kehamilan akan bersifat simetris, bila batas areola
tidak arata (tidak melingkar) perlu diperhatikan. Pigmentasi yang meningkat
apada saat kehamilan menyebabkan warna kulit pada areola lebih gelap
dibandingkan sebelum hamil.
c) Puting susu
Ukuran puting susu sangat berpariasi dan tidak
mempunyai arti khusus. Pada bentuk puting susu yang terbenam perlu dipikirkan
retraksi akibat keganasan namun tidak smua puting susu terbenam disebabkan oleh
keganasan (Suradi, 2010).
2) Palpasi Payudara
Tujuan utama pemeriksaan palpasi payudara adalah untuk
mencari masa. Setuap masa harus digambarkan secara jelas dan ciri-ciri massa
yang teraba harus dievaluasi dengan baik. Pemeriksaan puting susu merupakan hal
penting dalam mempersiapkan ibu untuk menyusui (Suradi, 2010).
a. Tehnik Menyusui, Seorang ibu dengan bayi pertamanya mungkin akan
mengalami masalah ketika menyusui yang sebetulnya hanya karena tidak tahu cara
menyusui yang sebetulnya hanya karena tidak tahu cara menyusui. Cara meletakan
bayi pada payudara ketika menyusui berpengaruh terhadap keberhasilan menyusui.
Sebenarnya kepekaan tersebut sangat sangat mebantu dalam proses pembentukan
ikatan batin antara ibu dan bayi. Dalam hal tersebut, ibu memerlukan pendamping
yang dapat membimbingnya untuk bisa merawat bayi termasuk menyusui. Tenaga
kesehatan yang berkecimpung dalam bidang laktasi seharusnya mengetahui bahwa
menyusui adalah suatu prosesalamiah. Namun, untuk mencapai keberhasilan
menyusui diperlukan pengetahuan mengenai teknik menyusui yang benar (Suradi,
2010).
b. Posisi dan Pelekatan Menyusui
Ada berbagai macam posisi menyusui. Cara menyusui yang
biasa dilakukan adalah dengan duduk, berdiri, berbaring. Ada posisi khusus yang
bersangkutan dengan situasi tertentu seperti menyusui bayi kembar dilakukan
dengan cara seperti memegang bola dimna kedua bayi disusui secara bersamaan,
dipayudara kanan dan kiri. Pada asi yang
memancar (penuh), bayi di tengkurapkan diatas dada ibu, tangan ibu sedikit
menahasn kepala bayi, maka dengan posisi ini bayi tidak akan tersendak (Suradi,
2010).
c. Langkah –langkah Menyusui Yang Benar
1) Sebelum menyusui, ASI dikeluarkan sedikit
kemudian dioleskan pada puting susu dan areola disekitarnya, cara ini
bermanfaat sebagai desinfektan dan menjaga kelembapan puting susu.
2) Bayi diletakan menghadap perut ibu atau
payudara
a) bu duduk atau berbaring santai. Bila duduk
sebaiknya menggunakan kursiyang rendah agar kaki ibu tidak tergantungdan
punggung ibu dapat bersandar pada kursi.
b) Bayi dipegang dengan satu lengan, kepala
bayi terletak pada lekung siku ibu dan bokong bayi terletak pada lengan. Kepala
bayi tidak boleh tertengadah dan bokong yang ditahan dengan telapak tangan ibu.
c) Satu tangan bayi diletakan dibelakang
badan ibu, dan yang satu didepan
d) Perut bayi menempel badan ibu, kepala ibu
menghadap payudara (tidak hanya membelokan kepala bayi).
e) Telinga dan lengan bayi terletak pada satu
garis lurus.
f) Ibu menatap bayi dengan kasih sayang.
3) Payudara dipegang dengan ibu jari diatas
dan jari yang lain menopang dibawahnya. Jangan menekan puting susu atau
areolanya saja.
4) Bayi diberi rangsangan untuk membuka mulut
(rooting refleks) dengan cara:
a)
Menyentuh
pipi bayi denga mengunakan puting susu
b)
Menyentuh
sisi mulut bayi
5) Setelah bayi membuka mulut, dengan cepat
kepala bayi didekatkan ke payudara ibu dengan puting serta areola dimasukan ke
mulut bayi:
a) Usahakan sebagian besar areola masuk
kedalam mulut bayi, sehingga puting susu berada di bawah langit-langit dan lidah
bayi akan menekan ASI keluar dari tempat penampungan ASI yang terletak di bawah
areola.
b) Setelah bayi menghisap, payudara tidak
perlu dipegang atau di sangga lagi (Suradi, 2004)
d. Lama dan Frekuensi Meenyusui
Sebaiknya bayi di susui tanpa jadwal (on demand) karena bayi akan menentukan
kebutuhannya. Ibu harus menyusui bayinya bila bayi menangis bukan sebab lain
atau ibu sudah merasa perlu menyusyui bayinya,bayi yang sehat dapat
mengosongkan satu payudara sekitar 5-7menit dan asi dalam lambung bayi akan kosong
dalam waktu 2jam.Menyusui yang dijadwal akan berakibat kurang baik, karena
isapan bayi sangat berpengaruh pada ragsangan produksi asi selanjutnya, dengan
menusui tanpa dijadwal, sesuai dengan kebutuhan bayi, akan mencegah timbulnya
masalah menyusui. Ibu yang bekerja diluar rumah dianjurkan lebih sering menyusui pada malam hari. Bila
sering disusukan pada malam hari akan memacu produksi ASI.
Untuk menjaga keseimbangan besarnya payudara maka
sebaiknya setiap kali menyusui harus dengan kedua payudara. Mengajurkan pada
ibu agar berusaha menyusui sampai payudara terasa kosong agar produksi asi
menjadu lebih baik. Setiap menyusu dimulai dengan payudara terahir disusukan.
Selama masa menyusui sebaiknya ibu menggunakan BH yang dapat menyangga payudara
tetapi tidak terlalu ketat (Suradi, 2004).
a)
Tekan
bola karet untuk mengeluarkan payudara
b) Letakan
ujung lebar tabung pada payudara dengan puting susu tepat ditengah dan tabung
benar-benar melekat pada kulit
c)
Lepas
bola karet sehingga puting dan areola tertarik kedalam
d)
Tekan
dan lepas beberapa kali sehingga ASI akan keluar dan terkumpul pada lelukan
penampung pada sisi tabung
e) Cuci
alat dengan bersih menggunakan air mendidih setelah selesai dipakai atau akan
dipakai (Suradi, 2010)
No comments:
Post a Comment