Saturday, October 11, 2014

Leukorrhea



LEUKORRHEA

Oleh Sahtria Ningsih







A. Pengertian Leukorea

Leukorea atau fluor albus atau keputihan adalah cairan yang keluar dari vagina yang bersifat lendir dan bukan merupakan cairan darah.

Secara normal seorang wanita mengeluarkan cairan dari alat kemaluannya yang berasal dari: Transudat dinding vagina,  Lendir servik, Lendir dari kelenjar bartholini

(Manuaba, 2005).

B.   Jenis-jenis Leukorea

1.  Leukorea Fisiologis (normal) Dapat terjadi pada masa menjelang dan sesudah mentruasi pada fase sekresi antara hari ke 10-16 menstruasi juga terjadi melalui rangsangan sexual.

2.  Leukorea Abnormal Dapat terjadi pada semua infeksi alat kelamin (infeksi bibir kemaluan), liang senggama, mulut rahim, rahim, dan jaringan penyangganya serta pada infeksi penyakit hubungan kelamin

(Anton, 2008).

C.    Patofisiologis

Sumber Cairan

a. Vulva

Cairan yang berasal dari vulva tidak termasuk sekret vagina akan tetapi penderita mengeluh keputihan karena tidak mengetahui asal cairan tersebut. Cairan ini dapat berasal dari kelenjar Bartholin yang mempunyai peranan penting dalam pelumasan introitus dan mukosa vulva berupa lendir yang meningkat pada aktifitas seksual. Lendir juga berasal dari daerah periurethral tempat bermuaranya saluran Skene.

b.Vagina

Walau vagina tidak mempunyai kelenjar akan tetapi cairan dapat keluar dari permukaan secara transudasi. Cairan bersifat asam karena adanya asam laktat yang diproduksi oleh mikroorganisme terutama bakteri Doderlein.

c. Serviks

Kelenjar mukosa serviks adalah penghasil lendir utama. Lendir jernih, basah, jumlah dan kekentalannya bervariasi bergantung dari fase siklus menstruasi. Jumlah terbanyak ialah saat ovulasi, selain karena pengaruh hormon, juga disebabkan oleh hiperemia

(Sulaiman, 2006).

D. Etiologi

1.     Konstitusional

Pada keadaan ocheni, anemia, nepritis dan pada bendungan umum (Decompensatio, cordis, cerosis, hepatitis).

2.    Kelainan endokrin

Seperti pada fungsional bleeding (kadar estrogen tinggi). Pada kehamilan (karena hidraemia dan pengaruh endokrin).

3.    Infeksi

a.    Vulvitis-vulva vaginitis

b.    Vaginitis (kolpitis)

c.    Cervivitis

d.    Endometritis

e.    Salpingitis

Sebab-sebab lain seperti

§  Corpus allienum :  possarium, rambut kemaluan, rambut wol, kain atau kapas

§  Alat-alat atau obat-obat kontrasepsi

§  Fitula (Fistula vesicovaginalis, Fistula Fectovaginalis)

(Sulaiman, 2006)

E.   Diagnosis

Diagnosa sebab flour albus dapat dicari dengan memperoleh :

1.     Anamnesa apakah ada partner dengan gonarhoe

2.    Keadaan umum

3.    Pemeriksaan dalam

Pemeriksaan mikrobiologis dan bakteriologis

1.     Cairan seperti susu biasanya berasal dari vagina

2.    Cairan yang liat muco purulent berasal dari servix

3.    Cairan yang purulent biasanya disebabkan gonococcus

4.    Cairan yang membuil oleh trichomonas

5.    Zat seperti keju oleh monilia biasanya gatal

6.    Cairan yang jernih terdapat pada astheni

7.    Flour bercampur darah terdapat pada endometritis senilis

Cairan tersebut diatas luar biasa jika :

1.     Menimbulkan bercak-bercak pada celana (berwarna kuning atau hijau)

2.    Berbau

3.    Menyebabkan keluhan-keluhan seperti perasaan gatal dan panas pada vagina

(Anonim, 2009).

F.  Komplikasi

Komplikasi fluor Albus adalah Puritis, Eksema, Candylomata acuminata sekitar vulva

(Manuaba, 2005)



G. Penatalaksanaan

1.     Anamnesis

a.    Usia

b.    Jumlah

c.    Masa inkubasi/lama terjadinya

d.    Paparan PHS

e.    Pemakaian antibiotic,kortikosteroid

f.    Hubungan dengan menstruasi, ovulasi, kehamilan

g.    Iritasi : infeksio benda asing, neoplasma,

h.    Pruritus

i.     Penyakit istemik

2.    Pemeriksaan Fisik

a.    Inspeksi kulit perut bawah terutama perineum,anus

b.    Inspeksi rambut pubis

c.    Inspeksi dan palpasi genetalia eksterna

d.    Pemerisaan speculum untuk vagina dan serviks

e.    Pemeriksaan bimanual pelvis

f.    Palpasi pembesaran klenjar getah bening ingunal dan femoral

3.    Pemeriksaan penunjang

a.    Pewarnaan gram (untuk infeksi bakteri)

b.    Prepanat basah (infeksi trikomonas)

c.    Preparat KOH (infeksi bakteri)

d.    Preparanat basah (infeksi trikomonas)

e.    Preparat KOH (infeksi jamur)

f.    Papsmear atau untuk menentukan adanya sel ganas

(Manuaba, 2005).



H. Terapi

1.     Trikomoniasis

a.    Pilihan utama : metronidazole 3x250 mg/hari, per oral selama 7 hari. Jangan diberikan pada wanita hamil, terutama trimester I

b.    Pilihan lain : Klotrimazol 100 mg/hari intravagina selama 7 hari.
Dapat diberikan pada wanita hamil.

c.    Partner seksual atau sumber kontak dilakukan pemeriksaan rutin traktus genitourinarius dan pengobatan dengan metronidazole 2 gr peroral dosis tunggal

2.    Kandidiasis

a.    Pilihan utama:

§  Klotrimazol 100mg/hari selama 7 hari

§  Nistatin 100.000-200.000 unit/hari intra vagina selama 14 hari

Pilihan lain :

b.    Tiokonazol 300mg per oral, dosis tunggal atau 100 mg/hari selama 3 hari

c.    Mikonazol 100mg/hari intravagina selama 7 hari

3.    Vaginosis bakteri

a.    Pilihan utama: Metronidazol 3x 250mg/hari, oral selama 7 hari

b.    Pilihan lain : Ampisilin 4x500mg/hari per oral selama 7 hari

4.    Gonore

a.    Pilihan utama : Doksisiklin 2x100mg/hari per oral selama 7 hari

b.    Pilihan lain :

§  Tetrasiklin 4x500 mg/hari per oral selama 7 hari

§  Penisilin prokain 4,8 juta U i.m. + Probenesid 1 gr per oral

§  Ampisilin 3,5 gr + Probenesid 1 gr per oral

§  Amoksisilin 3 gr + Probenesid 1 gr per oral

5.    Klamidiasis

a.    Pilihan utama : Doksisiklin 2x 100 mg/hari oral selama 7 hari

b.    Pilihan lain :

§  Tetrasiklin 4x500mg/hari oral selama 7 hari

§  Eritromisin 4x500mg/hari per oral selama 7 hari atau

§  4x250 mg/hari per os selama 14 hari

(Manjoer, 2006).



I.   Pencegahan

Pencegahan menjadi langkah terbaik yang utama dilakukan dengan:       

1.     Menjaga kebersihan pribadi, terutama organ reproduksi, dengan membasuhnya secara bersih setiap kali habis ke belakang. Saat membasuh harus lihat-lihat juga kondisi air. Kalau kotor jangan dipaksakan. Sebab, air yang tak bersih bisa menyebabkan adanya kuman dan jamur yang akhirnya menimbulkan keputihan. Bila perlu basuh dengan tisu yang tidak mudah hancur.

2.    Begitu ada keluhan keputihan di luar waktu yang alamiah, segera periksa ke dokter.

3.    Sadari penuh bahwa keluarnya cairan itu memang wajar terjadi, terutama pada waktu-waktu tertentu. Jangan justru menjadi gelisah, karena

4.    adakalanya pada orang yang gelisah, stres, atau kecapekan, akan muncul keputihan.

5.    Jangan memakai pakaian yang ketat. Minimal tidak terlalu sering karena pakaian ketat hanya akan membuat suasana di daerah reproduksi menjadi lembab. Sementara kelembaban bisa membuat suasana asam menjadi basa. Selain itu, kelembaban juga bisa menjadi tempat bersemayamnya jamur dan kuman.

6.    Lakukan pemeriksaan pap smear secara berkala minimal setahun sekali, terutama pada orang-orang yang telah menikah

(Aselmahumka, 2006).






No comments:

Post a Comment