Thursday, October 2, 2014

Ibu Hamil Dengan Penyakit Jantung

Oleh : Wahyu Tri Lestari

Jantung merupakan organ yang sangat penting bagi manusia, karena jantung diperlukan untuk memompa darah ke seluruh tubuh sehingga tubuh mendapatkan oksigen dan sari makanan yang diperlukan untuk
metabolisme tubuh. Karena itu, jantung perlu dijaga agar dapat menjalankan fungsinya dengan baik. Kehamilan akan menyebabkan perubahan fisiologis yang luas pada sistem kardiovaskular. Wanita dengan penyakit kardiovaskuler dan menjadi hamil, akan terjadi pengaruh timbal balik yang dapat merugikan kesempatan hidup wanita tersebut.Pada kehamilan dengan jantung normal, wanita dapat menyesuaikan kerjanya terhadap perubahan-perubahan secara fisiologis. Dalam kondisi tidak hamil, penyakit jantung itu sendiri sudah mengalami permasalahan dalam memompakan darah ke seluruh tubuh. Terlebih pada saat hamil. Pada saat hamil mulai minggu ke enam volume darah ibu semakin meningkat sampai dengan 50 % karena proses pengenceran darah. Aliran darah akan lebih banyak dipompakan ke peredaran darah rahim melalui  ari – ari untuk memenuhi kebutuhan pertumbuhan janin sehingga kerja jantung menjadi lebih berat.
Maka dapat dipahami bahwa kehamilan dapat memperbesar penyakit jantung bahkan dapat menyebabkan payah jantung (dekompensasi kordis). Frekuensi penyakit jantung dalam kehamilan berkisar antara 1-4%. Pengaruh kehamilan terhadap penyakit jantung, saat-saat yang berbahaya bagi penderita adalah :
1.        Pada kehamilan 32-36 minggu, dimana volume darah mencapai puncaknya              (hipervolumia).
2.        Pada kala II, dimana wanita mengerahkan tenaga untuk mengedan dan memerlukan kerja jantung yang berat.
3.        Pada Pasca persalinan, dimana darah dari ruang intervilus plasenta yang sudah lahir, sekarang masuk ke dalam sirkulasi darah ibu.
4.        Pada masa nifas, karena ada kemungkinan infeksi.

Akibat penyakit jantung dalam kehamilan, terjadi peningkatan denyut jantung pada ibu hamil  dan semakin lama jantung akan mengalami kelelahan. Akhirnya pengiriman oksigen dan zat makanan dari ibu ke janin melalui ari – ari menjadi terganggu dan jumlah oksigen yang diterima janin semakin  lama akan berkurang. Janin  mengalami gangguan pertumbuhan  serta  kekurangan oksigen.Tanda dan gejala penyakit jantung :
a.      mudah lelah
b.      nafas terengah-engah
c.      ortopnea(pernafasan sesak ,kecuali dalam posisi tegak)
d.      batuk malam hari
e.      hemoptisis
f.       sinkop
g.      nyeri dada
h.      riwayat keluarga


Pengobatan khusus ibu hamil dengan penyakit jantung bergantung pada kelas penyakit :
a.      Kelas I Tidak memerlukan pengobatan tambahan.
b.     Kelas II Biasanya tidak memerlukan terapi tambahan. Mengurangi kerja fisik terutama antara kehamilan 28-36 minggu.
c.      Kelas III Memerlukan digitalisasi atau obat lainnya. Sebaiknya dirawat di rumah sakit sejak kehamilan 28-30 minggu.
d.     Kelas IV Harus dirawat di rumah sakit dan diberikan pengobatan, bekerjasama dengan kardiolog.

Penatalaksanaan Persalinan pada ibu dengan penyakit jantung,
Penderita kelas I dan kelas II biasanya dapat meneruskan kehamilan dan bersalin per vaginam, namun dengan pengawasan yang baik serta kerjasama dengan ahli penyakit dalam.
a.      Bila ada tanda-tanda payah jantung (dekompensasi kordis) diobati dengan digitalis.
Memberikan sedilanid dosis awal 0,8 mg dan ditambah sampai dosis 1,2-1,6 mg intravena secara perlahan-lahan. Jika perlu, dapat diulang 1-2 kali dalam dua jam. Di kamar bersalin harus tersedia tabung berisi oksigen, morfin, dan suntikan diuretikum.
b.     Kala II yaitu kala yang kritis bagi penderita. Bila tidak timbul tanda-tanda payah jantung, persalinan dapat ditunggu, diawasi dan ditolong secara spontan. Dalam 20-30 menit, bila janin belum lahir, kala II segera diperpendek dengan ekstraksi vakum atau forseps. Kalau sosio sesarea dengan lokal anestesi/lumbal/kaudal di bawah pengawasan beberapa ahli multidisiplin.
c.      Untuk menghilangkan rasa sakit boleh diberikan obat analgesik seperti petidin dan lain-lain. Jangan diberikan barbiturat (luminal) atau morfin bila ditaksir bayi akan lahir dalam beberapa jam.
d.     Kala II biasanya berjalan seperti biasa. Pemberian ergometrin dengan hati-hati, biasanya sintometrin intramuskuler adalah aman.
Penderita kelas III dan IV tidak boleh hamil karena kehamilan sangat membahayakan jiwanya. Bila hamil, segera konsultasikan ke dokter ahli atau sedini mungkin abortus buatan medikalis. Pada kasus tertentu tubektomi. Bila tidak mau sterilisasi, dianjurkan memakai kontrasepsi yang baik adalah IUD (AKDR). Penatalaksanaan kelas III dan IV, pada penyakit yang tidak terlalu parah, dianjurkan analgesia epidural. Kelahiran pervaginam dianjurkan pada sebagian besar kasus yang ada indikasi obstetrinya. Keputusan untuk melakukan SC juga harus mempertimbangkan penyakit jantung spesifiknya, kondisi ibu keseluruhan, ketersediaan dan pengalaman ahli anestesi, serta fasilitas yang ada.

No comments:

Post a Comment