Oleh : Wahyu Tri Lestari
Jantung
merupakan organ yang sangat penting bagi manusia, karena jantung diperlukan
untuk memompa darah ke seluruh tubuh sehingga tubuh mendapatkan oksigen dan
sari makanan yang diperlukan untuk
metabolisme tubuh. Karena itu, jantung perlu
dijaga agar dapat menjalankan fungsinya dengan baik. Kehamilan akan menyebabkan
perubahan fisiologis yang luas pada sistem kardiovaskular. Wanita dengan
penyakit kardiovaskuler dan menjadi hamil, akan terjadi pengaruh timbal balik
yang dapat merugikan kesempatan hidup wanita tersebut.Pada kehamilan dengan
jantung normal, wanita dapat menyesuaikan kerjanya terhadap perubahan-perubahan
secara fisiologis. Dalam kondisi tidak hamil, penyakit jantung itu sendiri
sudah mengalami permasalahan dalam memompakan darah ke seluruh tubuh. Terlebih
pada saat hamil. Pada saat hamil mulai minggu ke enam volume darah ibu semakin
meningkat sampai dengan 50 % karena proses pengenceran darah. Aliran darah akan
lebih banyak dipompakan ke peredaran darah rahim melalui ari – ari untuk
memenuhi kebutuhan pertumbuhan janin sehingga kerja jantung menjadi lebih
berat.
Maka dapat
dipahami bahwa kehamilan dapat memperbesar penyakit jantung bahkan dapat
menyebabkan payah jantung (dekompensasi kordis). Frekuensi penyakit jantung
dalam kehamilan berkisar antara 1-4%. Pengaruh kehamilan terhadap penyakit
jantung, saat-saat yang berbahaya bagi penderita adalah :
1.
Pada
kehamilan 32-36 minggu, dimana volume darah mencapai
puncaknya
(hipervolumia).
2.
Pada
kala II, dimana wanita mengerahkan tenaga untuk mengedan dan memerlukan kerja
jantung yang berat.
3.
Pada
Pasca persalinan, dimana darah dari ruang intervilus plasenta yang sudah lahir,
sekarang masuk ke dalam sirkulasi darah ibu.
4.
Pada
masa nifas, karena ada kemungkinan infeksi.
Akibat penyakit jantung dalam kehamilan, terjadi
peningkatan denyut jantung pada ibu hamil dan semakin lama jantung akan
mengalami kelelahan. Akhirnya pengiriman oksigen dan zat makanan dari ibu ke
janin melalui ari – ari menjadi terganggu dan jumlah oksigen yang diterima
janin semakin lama akan berkurang. Janin mengalami gangguan
pertumbuhan serta kekurangan oksigen.Tanda dan gejala penyakit
jantung :
a. mudah lelah
b. nafas
terengah-engah
c. ortopnea(pernafasan
sesak ,kecuali dalam posisi tegak)
d. batuk malam hari
e. hemoptisis
f. sinkop
g. nyeri dada
h. riwayat keluarga
Pengobatan
khusus ibu hamil dengan penyakit jantung bergantung pada kelas penyakit :
a.
Kelas
I Tidak memerlukan pengobatan tambahan.
b.
Kelas
II Biasanya tidak memerlukan terapi tambahan. Mengurangi kerja fisik terutama
antara kehamilan 28-36 minggu.
c.
Kelas
III Memerlukan digitalisasi atau obat lainnya. Sebaiknya dirawat di rumah sakit
sejak kehamilan 28-30 minggu.
d.
Kelas
IV Harus dirawat di rumah sakit dan diberikan pengobatan, bekerjasama dengan
kardiolog.
Penatalaksanaan
Persalinan pada ibu dengan penyakit jantung,
Penderita kelas I dan kelas II biasanya dapat meneruskan kehamilan dan bersalin per vaginam, namun dengan pengawasan yang baik serta kerjasama dengan ahli penyakit dalam.
Penderita kelas I dan kelas II biasanya dapat meneruskan kehamilan dan bersalin per vaginam, namun dengan pengawasan yang baik serta kerjasama dengan ahli penyakit dalam.
a.
Bila
ada tanda-tanda payah jantung (dekompensasi kordis) diobati dengan digitalis.
Memberikan sedilanid dosis awal 0,8 mg dan ditambah sampai dosis 1,2-1,6 mg intravena secara perlahan-lahan. Jika perlu, dapat diulang 1-2 kali dalam dua jam. Di kamar bersalin harus tersedia tabung berisi oksigen, morfin, dan suntikan diuretikum.
Memberikan sedilanid dosis awal 0,8 mg dan ditambah sampai dosis 1,2-1,6 mg intravena secara perlahan-lahan. Jika perlu, dapat diulang 1-2 kali dalam dua jam. Di kamar bersalin harus tersedia tabung berisi oksigen, morfin, dan suntikan diuretikum.
b.
Kala
II yaitu kala yang kritis bagi penderita. Bila tidak timbul tanda-tanda payah
jantung, persalinan dapat ditunggu, diawasi dan ditolong secara spontan. Dalam
20-30 menit, bila janin belum lahir, kala II segera diperpendek dengan
ekstraksi vakum atau forseps. Kalau sosio sesarea dengan lokal
anestesi/lumbal/kaudal di bawah pengawasan beberapa ahli multidisiplin.
c.
Untuk
menghilangkan rasa sakit boleh diberikan obat analgesik seperti petidin dan
lain-lain. Jangan diberikan barbiturat (luminal) atau morfin bila ditaksir bayi
akan lahir dalam beberapa jam.
d.
Kala
II biasanya berjalan seperti biasa. Pemberian ergometrin dengan hati-hati,
biasanya sintometrin intramuskuler adalah aman.
Penderita kelas
III dan IV tidak boleh hamil karena kehamilan sangat membahayakan jiwanya. Bila
hamil, segera konsultasikan ke dokter ahli atau sedini mungkin abortus buatan
medikalis. Pada kasus tertentu tubektomi. Bila tidak mau sterilisasi,
dianjurkan memakai kontrasepsi yang baik adalah IUD (AKDR). Penatalaksanaan
kelas III dan IV, pada penyakit yang tidak terlalu parah, dianjurkan analgesia
epidural. Kelahiran pervaginam dianjurkan pada sebagian besar kasus yang ada
indikasi obstetrinya. Keputusan untuk melakukan SC juga harus mempertimbangkan penyakit
jantung spesifiknya, kondisi ibu keseluruhan, ketersediaan dan pengalaman ahli
anestesi, serta fasilitas yang ada.
No comments:
Post a Comment