Cara untuk mencegah terjadinya IMS adalah sebagai berikut:
a. Absen dari seks, alias tidak berhubungan seks sama sekali
sehingga tidak ada cairan kelamin yang masuk ke dalam tubuh, ini sama dengan Pantang Seks atau Puasa Seks saat jauh dari pasangan.
b. Berlaku saling setia, atau berhubungan hanya dengan seseorang yang dapat dipastikan hanya berhubungan seks dengan kita saja kalau sudah menikah atau
kita tidak bisa berpantang seks.
c.
Cegah infeksi dengan menggunakan kondom
sewaktu berhubungan
seks. Bila tidak dapat memastikan kesetiaan pasangan, atau tidak tahu apakah ia
pernah menerima transfusi darah, tato, suntukan dengan jarum yang tidak steril,
gunakan kondom. Juga bila tidak bisa setia kepada pasangan. Gunakan kondom
untuk hubungan seksual baik lewat liang senggama, lewat mulut maupun lewat
dubur.
d. Mencegah masuknya transfusi darah tambahan yang
belum diperiksa kebersihannya dari IMS ke dalam tubuh
kita.
e. Berhati-hati
waktu menangani segala hal yang tercemar oleh darah segar.
f. Mencegah pemakaian alat-alat tembus kulit yang
tidak suci hama
atau tidak steril terhadap diri kita. Misalnya Jarum suntik, alat tato, alat tindik
dan sejenisnya yang bekas dipakai orang lain. Jarum suntik yang abru biasanya
masih dalam plastik dan dibuka dihadapan kita.
Cara
mengidentifikasi infeksi menular seksual dapat dilakukan melalui laboratorium
sederhana. Laboratorium sederhana menurut Guidelines
for STD prevention dari CDC adalah laboratorium yang minimal mampu
melaksanakan beberapa pemeriksaan seperti:
a.
Perwarnaan gram
Untuk mendeteksi
intra seluler Diplokokus Negatif Gram (DNG)
dan ada tidaknya lekosit polimorfonuklear
(PMN) untuk mengetahui penyebab servisitis
atau uretritis.
b.
Sediaan basah dengan saline
(NaCl 0,9%)
Digunakan untuk
pemeriksaan Trichomonas Vaginalis dan
Clue Cells yang merupakan bagian dari
deteksi bakterial vaginosis.
c.
Sediaan basah dengan KOH 10%
Untuk
identifikasi yeast dan whiff tess.
d.
Tes serologi sifilis (TSS)
Untuk mendeteksi
antibodi, baik dengan antigen non Treponemal
seperti RPR/VDRL maupun dengan antigen Treponemal seperti TPHA atau
pemeriksaan langsung dengan darkfield mikroskop Ada beberapa macam reagensia sifilis rapid yang beredar di
Indonesia, diantaranya adalah Determine Sifilis, Advanced Intec Syphilis,
SD Bioline Syphilis. Alat yang digunakan adalah strip tes. Apabila terdapat 2 garis merah pada garis kontrol dan
garis pasien maka positif sifilis, apabila terdapat 1 garis merah pada garis
kontrol maka negatif sifilis, dan apabila tidak ada garis merah baik garis
kontrol maupun garis pasien maka alat invalid.
No comments:
Post a Comment