Monday, October 13, 2014

Dampak Infeksi Menular Seksual (IMS)


Oleh:  Tyan Ferdianan Hikmah


Dampak IMS adalah membuat sakit-sakitan, membuat mandul, bisa merusak penglihatan, otak dan hati, bisa ditularkan pada bayi,  bisa menyebabkan kita mudah tertular HIV, bisa menyebabkan kematian untuk IMS tertentu seperti HIV dan Hepatitis B.
Cara untuk mencegah terjadinya IMS adalah sebagai berikut:
a.  Absen dari seks, alias tidak berhubungan seks sama sekali sehingga tidak ada cairan kelamin yang masuk ke dalam tubuh, ini sama dengan Pantang Seks atau Puasa Seks saat jauh dari pasangan.
b.  Berlaku saling setia, atau berhubungan hanya dengan seseorang yang dapat dipastikan hanya berhubungan seks dengan kita saja kalau sudah menikah atau kita tidak bisa berpantang seks.
c.     Cegah infeksi dengan menggunakan kondom sewaktu berhubungan seks. Bila tidak dapat memastikan kesetiaan pasangan, atau tidak tahu apakah ia pernah menerima transfusi darah, tato, suntukan dengan jarum yang tidak steril, gunakan kondom. Juga bila tidak bisa setia kepada pasangan. Gunakan kondom untuk hubungan seksual baik lewat liang senggama, lewat mulut maupun lewat dubur.
d.   Mencegah masuknya transfusi darah tambahan yang belum diperiksa kebersihannya dari IMS ke dalam tubuh kita.
e.      Berhati-hati waktu menangani segala hal yang tercemar oleh darah segar.
f.      Mencegah pemakaian alat-alat tembus kulit yang tidak suci hama atau tidak steril terhadap diri kita. Misalnya Jarum suntik, alat tato, alat tindik dan sejenisnya yang bekas dipakai orang lain. Jarum suntik yang abru biasanya masih dalam plastik dan dibuka dihadapan kita.
Cara mengidentifikasi infeksi menular seksual dapat dilakukan melalui laboratorium sederhana. Laboratorium sederhana menurut Guidelines for STD prevention dari CDC adalah laboratorium yang minimal mampu melaksanakan beberapa pemeriksaan seperti:
a.       Perwarnaan gram
Untuk mendeteksi intra seluler Diplokokus Negatif Gram (DNG) dan ada tidaknya lekosit polimorfonuklear (PMN) untuk mengetahui penyebab servisitis atau uretritis.
b.      Sediaan basah dengan saline (NaCl 0,9%)
Digunakan untuk pemeriksaan Trichomonas Vaginalis dan Clue Cells yang merupakan bagian dari deteksi bakterial vaginosis.
c.       Sediaan basah dengan KOH 10%
Untuk identifikasi yeast dan whiff tess.
d.      Tes serologi sifilis (TSS)
Untuk mendeteksi antibodi, baik dengan antigen non Treponemal seperti RPR/VDRL maupun dengan antigen Treponemal seperti TPHA atau pemeriksaan langsung dengan darkfield mikroskop Ada beberapa macam reagensia sifilis rapid yang beredar di Indonesia, diantaranya  adalah Determine Sifilis, Advanced Intec Syphilis, SD Bioline Syphilis. Alat yang digunakan adalah strip tes. Apabila terdapat 2 garis merah pada garis kontrol dan garis pasien maka positif sifilis, apabila terdapat 1 garis merah pada garis kontrol maka negatif sifilis, dan apabila tidak ada garis merah baik garis kontrol maupun garis pasien maka alat invalid.

No comments:

Post a Comment