Tuesday, October 14, 2014

MASA NIFAS


Oleh Uswatun hasanah





Masa nifas (puerperium) dimulai setelah plasenta lahir dan berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil. Masa nifas berlangsung selama kira-kira 6 minggu.
A.    Tujuan asuhan masa nifas
  1. Meningkatkan kesejahteraan fisik dan psikologisnya bagi ibu dan bayi.
  2. Pencegahan, diagnosis dini dan pengobatan komplikasi pada ibu maupun bayinya.
  3. Merujuk ibu ke asuhan tenaga ahli bila diperlukan.
  4. Mendukung dan memperkuat keyakinan ibu serta memungkinkan ibu  untuk mampu melaksanakan perannya dalam situasi keluarga dan budaya yang khusus.
  5. Mendorong pelaksanaan metode yang sehat tentang pemberian makanan anak serta peningkatan  pengembangan yang baik antara ibu dan anak.
  6.  Memberikan pendidikan kesehatan tentang perawatan kesehatan diri, nutrisi, Keluarga Berencana, cara dan manfaat menyusui, imunisasi, serta perawatan bayi sehari – hari.

B.      Program dan kebijakan teknis masa nifas
Kunjungan masa nifas dilakukan paling sedikit 4 kali. Kunjungan ini bertujuan untuk menilai status untuk menilai status ibu dan bayi baru lahir juga untuk mencegah, mendeteksi, serta menangani masalah –masalah yang terjadi.
Frekuensi kunjungan masa nifas
a.       6– 8 jam setelah persalinan
1)      Mencegah terjadinya perdarahan pada masa nifas karena persalinan akibat terjadinya atonia uteri.
2)      Mendeteksi dan merawat penyebab lain perdarahan dan memberi rujukan bila perdarahan berlanjut.
3)      Memberi konseling kepada ibu atau salah satu anggota keluarga mengenai bagimana mencegah perdarahan masa nifas karena atonia uteri.
4)      Pemberi ASI pada masa awal menjadi ibu.
5)      Melakukan bonding attachment antara ibu dan bayi yang baru di lahirkan.
6)      Menjaga bayi tetap sehat dengan cara mencegah hipotermi.
7)      Jika petugas kesehatan menolong persalinan ibu, ia harus tinggal dengan ibu dan bayi yang baru lahir untuk dua jam pertama setelah kelahiran atau sampai ibu dan bayi dalam keadaan stabil. 
b.      Enam  hari setelah persalinan
1)   Memastikan involusi uteri berjalan normal, uterus berkontraksi, fundus dibawah umbilikus tidak ada perdarahan abnormal, dan tidak ada bau.
2)   Menilai adanya tanda – tanda demam, infeksi, atau kelainan pasca melahirkan.
3)   Memastikan ibu mendapat cukup makanan, cairan dan istirahat.
4)   Memastikan ibu menyusui dengan baik dan tidak ada tanda – tanda penyulit.
5)   Memastikan ibu cukup makan, minum, dan istirahat.
6)   Evaluasi adanya tanda – tanda demam, infeksi atau perdarahan abnormal.
7)   Memberikan konseling kepada ibu mengenai asuhan pada bayi, cara merawat  tali pusat, dan bagaimana menjaga bayi agar tetap hangat.
c.       Dua  minggu setelah persalinan.
1)   Sama seperti diatas (enam hari setelah persalinan).
d.      Enam minggu setelah persalinan
1)   Menanyakan pada ibu tentang penyulit  yang dialami ibu atau bayinya.
2)   Memberikan konseling untuk KB secara dini. 

Daftar Pustaka
Saleha, S. (2009). Asuhan Kebidanan Masa Nifas. : Jakarta: Salemba Medika.
Yanti, D., & Dian, S. (2011). Asuhan Kebidanan Masa Nifas. Bandung: Refika Aditama.
Sarwono, P (2009). Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal Dan Maternal, Jakarta :
PT Bina Pustaka

No comments:

Post a Comment