OLEH : RIMA SULISTA SRIULANI
Selama
kehamilan ada beberapa zat gizi yang kebutuhannya meningkat dan patut
mendapatkan perhatian karena amat bermanfaat bagi pertumbuhan janin. Di
antaranya asam folat, kalsium, dan zat besi.
* Asam Folat
Asam
folat termasuk kelompok vitamin B yang bermanfaat untuk mengurangi NTD (Neural
Tubes Defects) atau kelainan susunan saraf pusat. Disarankan dikonsumsi
semenjak masa persiapan atau sebelum kehamilan karena pembentukan susunan saraf
pusat akan dimulai di awal kehamilan. Tak perlu khawatir, karena kelebihan
asupan ini akan dibuang secara otomatis. Jumlah asam folat yang dibutuhkan
selama kehamilan adalah 600 mikrogram per hari per orang. Jadi ada tambahan
sebanyak 200 mikrogram per hari per orang dibanding manusia dewasa yang tidak hamil.
Sumber asam folat antara lain brokoli, gandum, kacang-kacangan, jeruk,
stroberi, dan bayam. Namun, karena mengonsumsi makanan tersebut belum menjamin
terpenuhinya kebutuhan ini maka ibu hamil tetap dianjurkan mendapat asupan
suplemen asam folat.
* Kalsium
Kalsium
semakin dibutuhkan ibu hamil saat memasuki trimester kedua dan ketiga
kehamilan. Pada masa inilah janin mulai tumbuh dengan pesat, terutama
pembentukan tulang dan giginya. Kebutuhannya sekitar 1.200 mg per hari (sama
dengan mengonsumsi 2 gelas susu atau 125 g keju), jauh lebih banyak dibanding
kebutuhan kalsium selama tidak hamil yang hanya 1.000 mg per hari.
Ada
banyak sumber kalsium, di antaranya, telur, susu, ikan teri, ikan salmon,
sardin, sayuran berwarna hijau, kacang-kacangan (kacang kedelai, kacang tanah)
dan wijen. Namun, waspadai makanan sumber kalsium yang berserat. Perlu
diketahui serat yang berlebihan akan menurunkan waktu transit makanan di dalam
sel cerna sehingga mengurangi kesempatan tubuh mengabsorpsi kalsium dengan
maksimal.
Bila
kebutuhan akan kalsium tidak terpenuhi, janin akan mengambil cadangan kalsium
dari tulang ibu. Akibatnya, rangka tulang akan cepat rapuh karena terjadi
demineralisasi dan ibu akan mengalami keropos tulang dini. Sedangkan dampak
kekurangan kalsium secara langsung pada janin tak ada.
* Zat Besi
Kekurangan
zat besi pada ibu hamil dapat mengganggu metabolisme energi sehingga dapat
menyebabkan menurunnya kemampuan kerja organ-organ tubuh. Buntut-buntutnya
dapat memengaruhi perkembangan janin. Kekurangan zat besi umumnya ditandai
dengan wajah pucat, rasa lemah, letih, pusing, kurang nafsu makan, menurunnya
kebugaran tubuh, menurunnya kekebalan dan gangguan penyembuhan luka.
Mengapa
banyak ibu hamil kekurangan zat besi? Sebab, memasuki trimester kedua dan
ketiga ibu mengalami "hemodilusi" (pengenceran). Hal ini terjadi
karena ibu hamil memproduksi cairan lebih banyak sehingga kebutuhan akan sel
darah merahnya juga bertambah. Kondisi ini bisa dianalogikan sebagai sirop dan
air. Sirop ibarat sel darah merah dan air ibarat cairan dalam tubuh ibu. Bila
dalam keadaan normal, untuk membuat sirop dibutuhkan satu gelas air putih dan
dua sendok makan sirop. Namun dalam keadaan hamil karena airnya bertambah
banyak maka siropnya (sel-sel darah) pun mestinya ditambah.
Jadi
tak perlu heran bila banyak ibu hamil pada trimester kedua dan ketiga
membutuhkan lebih banyak zat besi. Banyak wanita di Indonesia mengalami
kekurangan zat besi, sehingga kadar hemoglobinnya rendah. Hal ini tentu
berpengaruh pada kualitas kesehatan ibu dan janin.
Jumlah
zat besi yang dibutuhkan semasa kehamilan berbeda per trimesternya. Pada
trimester pertama, tambahan akan zat besi belum dibutuhkan. Kondisi ini
menguntungkan bagi ibu hamil yang mengalami mual dan muntah karena mengonsumsi
zat besi biasanya dapat memperparah kondisi ini.
Namun
memasuki trimester II, kebutuhan akan zat besi menjadi 35 mg per hari per berat
badan (sama dengan mengonsumsi segenggam kacang hijau, atau setengah genggam
daun ubi). Kemudian bertambah menjadi 39 mikrogram per hari per berat badan
pada trimester ketiga (sama dengan mengonsumsi 1 potong tempe). Untuk memenuhi
kebutuhan itu makanlah bahan makanan yang kaya akan zat besi, seperti, daging,
hati, telur, serealia tumbuk, kacang-kacangan, dan sayuran hijau.
No comments:
Post a Comment