Saturday, October 11, 2014

Jenis-jenis Gangguan Seksual

Oleh : Mulya Cunda Ratu Reso

Gangguan seksual secara garis besar dibagi menjadi empat jenis menurut buku Pedoman dan Diagnosa Gangguan Jiwa di Indonesia 1983. Pada tahap ini akan dibahas mengenai Gangguan Identitas Jenis dan Parafilia (Devisiasi Seksual)

Gangguan Identitas Jenis

Gambaran utama dari gangguan ini adalah ketidaksesuaian antara alat kelamin dengan identitaas jenis yang terdapat pada diri seseorang. Jadi, seorang yang berkelamin laki-laki merasa dirinya wanita, atau sebaliknya. Identitas yang menyimpang ini dinyatakan dalam tingkah laku (cara berpakaian, pemilihan mainan, serta kegemaran), ucapan, maupun objek seksualnya. Misalnya laki-laki suka bermain boneka atau sebaliknya perempuan suka bermain seopak bola.

Parafilia (Devisiasi Seksual)

Ciri utama gangguan jiwa yang satu ini adalah diperlukannya suatu khayalan atau perbuatan seksual yang tidak lazim untuk mendapatkan gairah seksual.
  1. Zoofilia (Bestialitas) terdapat perbuatan atau fantasi untuk melakukan aktivitas seksual dengan hewan
  2. Pedofilia, perbuatan atau fantasi untuk melakukan aktivitas dengan anak pubertas
  3. Transvestisme, Penggunaan pakain perempuan oleh laki-laki heteroseksual untuk mendapatkan gairah seksual. Transvestisme berlaku untuk laki-laki yang bukan transeksual
  4. Eksibisionisme, mempertunjukkan alat kelamin secara tak terduga kepada orang yang tidak dikenalnya dengan tujuan untuk mendapatkan kegairahan seksual tanpa upaya lanjut untuk mengadapakan aktivitas seksual dengan orang yang tidak dikenalnya itu.
  5. Fetisisme, penggunaan benda yang lebih disukai atau sebagai satu-satunya cara untuk mendapatkan kegairahan seksual. Benda itu tidak terbatas pada perangkat  pakaian perempuan atau alat-alat perangsang gairah seksual seperti vibrator.
  6. Voyeurism, mengintip orang lain telanjang, membuka pakaian, atau melakukan aktivitas seksual tanpa sepengetahuan dan tidak ada upaya lanjut untuk melakukan aktivitas seksual dengan orang yang diintip itu.
  7. Mesokisme seksual, mendapatkan kegairahan seksual melalui cara dihina, dipukul, atau penderitaan lainnya.
  8. Sadisme seksual, mencapai kepuasan seksual melalui cara-cara menimbulkan penderitaan psikologik atau fisik (bisa berakibat cedera ringan sampai kematian) pada pasangan seksnya.
  9. Parafillia tidak khas, pencapaian kepuasan melalui cara-cara yang tidak lazim yang belum disebut di atas, misalnya dengan tinju (koprofilia), dengan menggoso (froteurisme), dengan kotoran (misofillia), dengan mayat (nekrofillia),, dengan air seni (urofilia), atau  dengan bicara kotor melalui telepon (skatologi telepon)

Daftar Pustaka 
Kusmiran, Eny. 2011. Kesehatan Reproduksi Remaja dan Wanita. Salemba. Jakarta

No comments:

Post a Comment