Oleh: Tyan Ferdiana Hikmah
Mastitis merupakan peradangan
payudara, yang dapat disertai atau tidak disertai infeksi. Masalah ini biasanya
sering menyertai pada proses laktasi,
sehingga disebut juga mastitis laktsional atau mastitis puerperalis.
Kadang-kadang keadaan ini dapat menjadi fatal apabila tidak diberi penangan
yang adekuat. Abses payudara merupakan komplikasi berat dari mastitis berupa
pengumpulan nanah lokal didalam payudara. Keadaan ini menyebabkan beban
penyakit yang berat dan memerlukan biaya yang sangat besar.
Pengeluaran ASI yang tidak optimal
akibat teknik menyusui yang buruk merupakan penyebab yang penting, tetapi dalam
benak petugas kesehatan, mastitis masih dianggap dengan infeksi payudara.
Mastitis dapat terjadi pada setiap tahap proses laktasi. Penyebab mastitis
diantaranya stasis ASI (penyebab primer) , infeksi serta penyebab lainnya.
Statis ASI terjadi jika ASI tidak dikeluarkan dengan efisien
dari payudara. Hal ini dapat terjadi
bila payudara terbendung segera setelah melahirkan, atau setiap saat bila bayi
tidak menghisap ASI, yang dihasilkan dari sebagian atau seluruh payudara.
Penyebabkan termasuk kenyutan bayi yang buruk pada payudara, penghisapan yang
tidak efektif, pembatasan frekwensi atau durasi menyusui, dan sumbatan pada
saluran ASI.
Infeksi bukan hal primer untuk
terjadinya mastitis tetapi akibat darai
stagnasi ASI sebagai media pertumbuhan bakteri. Penyebab lainnya karena
bendungan ASI yaitu keadaan dimana payudara terisi sangat penuh dengan ASI dan
cairan jaringan. Aliran vena dan limpatik tersumbat, aliran susu menjadi
terhambat, dan tekanan pada tekanan ASI dan alveoli meningkat. Payudara menjadi
bengkak dan edemaASI tidak mengalir dengan mudah, dan bayi sulit mengenyut
untuk mengisap ASI sampai pembengkakan berkurang.
Frekuensi menyusui merupakan salah
satu faktor bagi wanita yang menderita mastitis karena tidak menyusui atau bayi
mereka tidak mau menyusu seperti biasanya. Selain itu, nyeri puting dan putting
pecah-pecah disebabkan karena kenyutan bayi yang buruk sehingga pengeluaran ASI
pun tidak efektif.
No comments:
Post a Comment