Monday, October 6, 2014

MASTITIS



Oleh: Tyan Ferdiana Hikmah

      Wanita yang telah melahirkan merasakan  lega dan bahagia atas kelahiran buah hatinya. Tetapi, perlu diperhatikan bahwa bagi wanita pasca melahirkan atau yang biasa disebut dengan masa nifas ini  terdapat beberapa masalah yang biasanya muncul memerlukan perhatian dan penanganan khusus yang  telah ia alami. Salah satu dari beberapa masalah pada masa nifas ini adalah mastitis.
Mastitis merupakan peradangan payudara, yang dapat disertai atau tidak disertai infeksi. Masalah ini biasanya sering menyertai pada proses  laktasi, sehingga disebut juga mastitis laktsional atau mastitis puerperalis. Kadang-kadang keadaan ini dapat menjadi fatal apabila tidak diberi penangan yang adekuat. Abses payudara merupakan komplikasi berat dari mastitis berupa pengumpulan nanah lokal didalam payudara. Keadaan ini menyebabkan beban penyakit yang berat dan memerlukan biaya yang sangat besar.
Pengeluaran ASI yang tidak optimal akibat teknik menyusui yang buruk merupakan penyebab yang penting, tetapi dalam benak petugas kesehatan, mastitis masih dianggap dengan infeksi payudara. Mastitis dapat terjadi pada setiap tahap proses laktasi. Penyebab mastitis diantaranya stasis ASI (penyebab primer) , infeksi serta penyebab lainnya.
     Statis ASI terjadi jika ASI tidak dikeluarkan dengan efisien dari payudara. Hal ini dapat  terjadi bila payudara terbendung segera setelah melahirkan, atau setiap saat bila bayi tidak menghisap ASI, yang dihasilkan dari sebagian atau seluruh payudara. Penyebabkan termasuk kenyutan bayi yang buruk pada payudara, penghisapan yang tidak efektif, pembatasan frekwensi atau durasi menyusui, dan sumbatan pada saluran ASI. 
     Infeksi bukan hal primer untuk terjadinya mastitis  tetapi akibat darai stagnasi ASI sebagai media pertumbuhan bakteri. Penyebab lainnya karena bendungan ASI yaitu keadaan dimana  payudara terisi sangat penuh dengan ASI dan cairan jaringan. Aliran vena dan limpatik tersumbat, aliran susu menjadi terhambat, dan tekanan pada tekanan ASI dan alveoli meningkat. Payudara menjadi bengkak dan edemaASI tidak mengalir dengan mudah, dan bayi sulit mengenyut untuk mengisap ASI sampai pembengkakan berkurang.  
     Frekuensi menyusui merupakan salah satu faktor bagi wanita yang menderita mastitis karena tidak menyusui atau bayi mereka tidak mau menyusu seperti biasanya. Selain itu, nyeri puting dan putting pecah-pecah disebabkan karena kenyutan bayi yang buruk sehingga pengeluaran ASI pun tidak efektif.

No comments:

Post a Comment