Thursday, November 13, 2014

Menopause

Nama  : Siti Fatimah
NIM    : 030214A079




Menopause merupakan pengertian dari berhentinya masa kesuburan dan masa reproduksi wanita yang ditandai dengan berhentinya masa menstruasi atau siklus bulanan seiring bertambahnya usia dan penurunan hormon. Menopause berasal dari kata “mens” yang artinya siklus menstruasi dan “pausis yang berasal dari bahasa Yunani yang artinya penghentian. Dapat disimpulkan secara singkat Menopause merupakan masa berhentinya siklus mentruasi seorang wanita.Menopause dalam bahasa biologis merupakan akhir dari siklus kehidupan menstruasi seorang wanita yang terjadi di pertengahan usia empat puluh tahun keatas. Selama masa transisi ini, ovarium mulai melemah sehingga tingkat gairah seksual pun semakin menurun secara alami dari hormon esterogen dan progesteron. Hormon estrogen berfungsi sebagai pengawas siklus ovulasi yakni saat indung telur mulai melepas sel telur ke dalam tuba falopi dan mengembangkan payudara wanita serta rahim. Hormon estrogen memiliki pengaruh yang cukup besar dalam tingkat kesehatan wanita baik fisik maupun psikologis (emosional). Hormon progesteron bertugas mengawasi menstruasi dan mempersiapkan rahim untuk menerima sel telur yang telah dibuahi.
Sekitar 80 % wanita mulai mengalami siklus menstruasi yang tidak teratur, namun hanya 10 % saja wanita berhenti menstruasi sama sekali tanpa disertai ketidak teraturansiklus yang berkepanjangan sebelumnya. Dalam suatu kajian yang melibatkan lebih dari 2.700 wanita, kebanyakan diantara mereka mengalami tansisi pra menopause yang berlangsung antara dua hingga delapan tahun. Pada usia 40, siklus mulai memanjang lagi. Meskipun kebanyakan orang cenderung percaya bahwa 28 hari merupakan panjang siklus yang normal, penelitian telah membuktikan bahwa hanya 12,4 % wanita benar-benar mempunyai siklus 28 hari dan 20 % dari semua wanita mengalami siklus tidak teratur.

Gejala menopause
 Begitu menopause mendekat, periode menstruasi akan berubah. Tapi perubahan tersebut bisa bervariasi pada setiap perempuan. Ada yang semakin pendek atau lama, semakin banyak atau berkurang, dengan waktu yang lebih lama atau lebih singkat di antara periode. Perubahan seperti ini normal. Tapi jika Anda mengalami perdarahan berat atau jarak periode terlalu dekat, ada baiknya berkonsultasi dengan dokter. Berikut gejala lain menopause:
  • Hot flashes (kilas panas). Gejala ini umum dialami perempuan menopause. Hot flashes merupakan perasaan panas yang muncul sebentar dan membuat wajah serta leher memerah. Selain itu, bisa juga menyebakan munculnya bintik merah di dada, punggung.Intensitas kilas panas berbeda-beda dan umumnya bertahan antara 30 detik hingga 10 menit. Anda bisa mengatasi masalah ini dengan mengenakan pakaian tipis, menggunakan kipas angin, olahraga teratur, menghindari makanan pedas dan panas, serta mengontrol stres. 
  • Gangguan tidur. Kilas panas yang terjadi di malam hari bisa mengganggu tidur dan menyebabkan munculnya keringat.  
  • Gangguan seks. Menurunnya produksi estrogen bisa memicu keringnya vagina. Hal ini akan membuat hubungan intim terasa sakit. Cobalah menggunakan pelumas (lubricant) larut dalam air. Selain itu, menopause juga bisa mengubah libido. Jika gangguan seks ini muncul, cobalah berkonsultasi dengan dokter. 
  • Kontrol gejala kronis. Jika gejala-gejala menopause Anda mengganggu aktivitas, berkonsultasilah dengan dokter. Dokter bisa membantu Anda mempertimbangkan perlu tidaknya terapi hormone dan obat yang diresepkan lainnya, seperti pil KB dosis rendah pada masa perimenopause, antidepressant, obat tekanan darah, krim vagina serta terapi lainnya. Selain itu, dokter juga bisa menganjurkan penyesuaian gaya hidup, seperti diet, olahraga, tidur dan mengontrol stres. 
  • Terapi hormon pengganti. Terapi ini bisa meredakan gejala -gejala menopause. Dokter bisa membantu memilih beragam produk yang tersedia. Badan pengawas obat dan makanan Amerika (FDA) menganjurkan penggunaan produk dosis rendah dan dalam waktu sesingkat mungkin. Hal ini karena studi telah menemukan bahwa penggunaan  terapi pengganti hormon jangka panjang bisa meningkatkan risiko serangan jantung, stroke, pengentalan darah dan kanker payudara. (MI/ICH)

No comments:

Post a Comment