Monday, November 10, 2014

Tehnik pernafasan pada persalinan normal



Teknik pernafasan pada persalinan normal
Oleh : Siti Nur Hidayati

Terdapat dua teknik pernafasan pada persalinan normal yakni pernafasan lambat dan pernafasan ringan. Pernafasan sangat baik dalam membantu relaksasi, memenuhi pasokan oksigen dan merespons intensitas kontraksi. Pernafasan lambat diperlukan saat awal persalinan dan sepanjang persalinan. Kemudian setelahnya bisa menerapkan pernafasan ringan. Bagaimana aplikasi kedua teknik pernafasan tersebut?
Pernafasan lambat dan implementasinya
Terapkan teknik pernafasan ini saat kontraksi terasa sangat kuat, sehingga Anda kesulitan dalam berbicara dan berjalan. Setelah itu bisa juga mengkombinasikan dengan pernafasan ringan, agar Anda tidak merasa tegang dan lebih rileks saat merasakan kontraksi. Cara melakukan pernafasan jenis ini bisa melalui dada atau perut. Bagaimana implementasinya dalam persalinan?
  1. Ketika kontraksi dirasakan, segera mengambil nafas sedalam-dalamnya dan menghembuskannya dengan kuat.  Lepaskan segala ketegangan saat mengeluarkan nafas dan mengendurkan otot-otot mulai dari ujung kaki hingga kepala.
  2. Memusatkan perhatian
  3. Secara perlahan menghirup nafas memakai hidung atau bisa juga melalui mulut bila hidung tersumbat. Kemudian hembuskan semua udara keluar melalui mulut. Sangat disarankan untuk menerapkan pernafasan ini 6 hingga 10 kali dalam semenit.
  4. Menarik nafas dengan cepat dan mengeluarkannya dengan diiringi suara. Mulut harus agak terbuka dan rileks. Bunyi desah lega adalah suara yang dikeluarkan oleh nafas. Ketika masa persalinan, maka Anda bisa bergumam atau berteriak saat mengeluarkan nafas.
Pernafasan ringan dan implementasinya
Pernafasan ini bisa diterapkan ketika saat kontraksi tidak lagi terasa nyaman, terasa sakit saat menerapkan pernafasan lambat atau ingin mempercepat pernafasan. Sebagian besar ibu hamil memang memerlukan perpindahan ke teknik pernafasan ringan, terutama saat kontraksi terasa begitu kuat. Cara menerapkan teknik pernafasan ini adalah dengan menariknya dan mengeluarkannya dengan cepat dan ringan memakai mulut. Cara melakukannya setidaknya satu tarikan nafas dalam hitungan satu atau dua detik.
Jagalah pernafasan tetap ringan dan dangkal. Tariklah nafas dengan tenang, tapi mengeluarkannya dengan suara bisa berupa bunyi ringan atau desahan pendek. Menarik nafas dengan tenang agar nafas tidak berlebihan atau hiperventilasi. Teknik ini memang lebih sulit dikuasai, oleh karenanya Anda harus sabar dan sering melakukan latihan memadai. Saat menerapkan teknik pernafasan ringan, beberapa hal berikut ini wajib anda perhatikan.
  1. Ketika melakukan tarikan nafas, sentuh ujung lidah ke langit-langit yang berada di belakang gigi. Cara tersebut akan menciptakan udara basah ketika menarik nafas.
  2. Memakai jari-jari regang, Anda bisa menutup mulut dan hidung. Dengan begitu telapak tangan dijadikan refleksi cairan dari nafas yang Anda hirup.
  3. Saat mengalami kontraksi, Anda bisa meminum air atau cairan lainnya dan bisa juga menghisap es batu.
  4. Bisa juga dengan melakukan  kumur-kumur atau menyikat gigi.

No comments:

Post a Comment