Monday, November 10, 2014

PRESBO



 By : Widyastuti Kurniawati
A.      Pengertian
Letak sungsang merupakan keadaan dimana janin terletak  memanjang dengan kepala di fundus uteri dan bokong berada di bagian bawah kavum uteri (Sarwono,2010)
Presentasi bokong merupakan keadaan dimana janin terletak memanjang dengan kepala di fundus uteri dan bokong berada di bagian bawah kavum uteri (Wiknjosastro, 2005).

B.       Klasifikasi Letak Sungsang
Letak sungsang dibagi sebagai berikut (sarwono,2010) :
1.      Presentasi bokong murni (frank breech)
Yaitu letak sungsang dimana kedua kaki terangkat ke atas sehingga  ujung kaki setinggi bahu atau kepala janin.
2.      Presentasi bokong kaki sempurna (complete breech)
Yaitu letak sungsang dimana ke dua kaki dan tangan menyilang sempurna dan di samping bokong dapat diraba kedua kaki.
3.      Presentasi bokong kaki tidak sempurna (incomplete breech)
Yaitu letak sungsang dimana hanya satu kaki di samping bokong, sedangkan kaki yang lain terangkat ke atas.

C.       Diagnosis
Diagnosis letak sungsang yaitu pada pemeriksaan luar kepala tidak teraba di bagian bawah uterus melainkan teraba di fundus uteri.
Kadang-kadang bokong janin teraba bulat dan dapat memberi kesan seolah-olah kepala, tetapi bokong tidak dapat digerakkan semudah kepala. Seringkali wanita tersebu menyatakan bahwa kehamilannya terasa lain daripada yang terdahulu, karena terasa penuh di bagian atas dan gerakan terasa lebih banyak di bagian bawah. Denyut jantun janin pada umumnya ditemukan setinggi atau sedikit lebih tinggi daripada umbilicus. Apabila diagnosis letak sungsang dengan pemeriksaan luar tidak dapat dibuat,  Karena misalnya dinding perut tebal, uterus mudah berkontraksi atau banyaknya air ketuban, maka diagnosis ditegakkan berdasarkan pemeriksaan dalam. Apabila masih ada keragu raguan, harus dipertimbangkan untuk melakukan pemeriksaan ultrasonografik. Setelah ketuban pecah, dapatdiraba lebih jelas adanya bokong yang ditandai dengan adanya sacrum, keduatuber ossis iskii, dan anus. Bila dapat diraba kaki, maka harus dibedakan dengan tangan. Pada kaki terdapat tumit, sedangkan pada tangan ditemukan ibu jari yang letaknya tidak sejajar dengan jari-jari lain dan panjang jari kurang lebih sama dengan panjang telapak tangan. Pada persalinan lama, bokong janin mengalami edema, sehingga kadang-kadang sulit untuk membedakan bokong dengan muka. Pemeriksaan yang teliti dapat membedakan antara bokong dengan muka karena jari yang akan dimasukkan ke dalam anus mengalami rintangan otot, sedangkan jari yang dimasukkan ke dalam mulut akan meraba tulang rahang dan alveola tanpa ada hambatan. Pada presentasi bokong kaki sempurna, kedua kaki dapat diraba di samping bokong

D.      Etiologi
Penyebab letak sungang menurut (Manuaba,2010) :
1.      Fiksasi kepala pada pintu atas panggul tidak baik atau tidak ada, misalnya pada panggul sempit, hidrosefalus, plasenta previa, tumor-tumor pelvis dan lain-lain.
2.      Janin mudah bergerak,seperti pada hidramnion, multipara, janin kecil (prematur)
3.      Gemeli (kehamilan ganda)
4.      Kelainan uterus, seperti uterus arkuatus ; bikornis, mioma uteri.
5.      Janin sudah lama mati.
6.      Sebab yang tidak diketahui.

E.       Tanda dan Gejala
Menurut Wiknjosastro (2005), tanda dan gejala :
1.        Seringkali ibu merasa kehamilannya terasa penuh di bagian atas.
2.        Ibu merasa gerakan janin terasa lebih banyak pada bagian bawah.
3.        Pada pemeriksaan palpasi :
a.    Fundus uteri dapat diraba bagian yang keras, bulat dan
b.    melenting yakni kepala.
c.    Bagian bawah terasa bagian yang lunak, tidak rata dan tidak
d.   melenting yaitu bokong.
4.        Pada pemeriksaan auskultasi
Denyut jantung janin pada umumnya ditemukan setinggi atau
sedikit lebih tinggi daripada umbilikus.
5.           Apabila masih ada keragu-raguan harus dipertimbangkan untuk
melakukan pemeriksaan USG.


F.        Pemeriksaan Diagnosis
1.    Data Subyektif
Untuk menentukan besarnya uterus apakah sesuai dengan tuanya kehamilan, letak janin dalam uterus, apakah terdapat kehamilan ganda, apakah ada keganjilan antara besarnya janin dengan panggul dan apakah ada kelainan letak janin. Pemeriksaan luar sering kali dapat mementukan atau memberi petunjuk (Wiknjosastro, 2005).

2.    Data Obyektif
a.      Pemeriksaan Abdomen
Palpasi menurut Wiknjosastro (2005), yaitu : Dengan perasat Leopold didapatkan :
Leopold I : Untuk menentukan tinggi fundus uteri, dengan demikian tua kehamilan dapat diketahui. Bila kepala akan teraba benda bulat dan keras, sedangkan bokong tidak bulat dan lunak.
Leopold II : Untuk menentukan batas samping uterus dan dapat pula ditentukan letak punggung janin yang membujur dari atas ke bawah menghubungkan bokong dengan kepala
Leopold III : Dapat ditentukan bagian apa yang terletak disebelah bawah
Leopold IV:    Untuk menentukan berapa bagian dari kepala telah masuk ke dalam pintu atas panggul.
3.    Penatalaksanaan
Menurut Prawirohardjo (2010) Pertolongan persalinan letak sungsang memerlukan perhatian karena dapat menimbulkan komplikasi kesakitan, cacat permanen sampai dengan kematian bayi.Menghadapi kehamilan letak sungsang dapat diambil tindakan. Berdasarkan jalan lahir yang dilalui, maka persalinan sungsang dibagi menjadi :
1.         Pervaginam
Persalinan letak sungsang dengan pervaginam mempunyai syarat yang harus dipenuhi yaitu pembukaan benar-benar lengkap, kulit ketuban sudah pecah, his adekuat dan tafsiran berat badan janin < 3600 gram. Terdapat situasi-situasi tertentu yang membuat persalinan pervaginam tidak dapat dihindarkan yaitu ibu memilih persalinan pervaginam, direncanakan bedah sesar tetapi terjadi proses persalinan yang sedemikian cepat, persalinan terjadi di fasilitas yang tidak memungkinkan dilakukan bedah sesar, presentasi bokong yang tidak terdiagnosis hingga kala II dan kelahiran janin kedua pada kehamilan kembar. Persalinan pervaginam tidak dilakukan apabila didapatkan kontra indikasi persalinan pervaginam
bagi ibu dan janin, presentasi kaki, hiperekstensi kepala janin dan berat bayi > 3600 gram, tidak adanya informed consent, dan tidak adanya petugas yang berpengalaman dalam melakukan pertolongan persalinan
a.    Persalinan spontan (spontaneous breech)
Yaitu janin dilahirkan dengan kekuatan dan tenaga ibu sendiri (cara bracht). Pada persalinan spontan bracht ada 3 tahapan yaitu tahapan pertama yaitu fase lambat, fase cepat, dan fase lambat.
b.    Manual aid
Yaitu janin dilahirkan sebagian dengan tenaga dan kekuatan ibu dan sebagian lagi dengan tenaga penolong. Pada persalinan dengan manual aid ada 3 tahapan yaitu : tahap pertama lahirnya bokong sampai pusar yang dilahirkan dengan kekuatan ibu sendiri, tahap kedua lahirnya bahu dan lengan yang memakai tenaga penolong dengan cara klasik, muller, lovset,  tahp ketiga yaitu dengan vara morecue dan forceps piper.

2.         Seksio sesaria
Janin dilahirkan perabdominal, SC pada presentasi bokong relatif lebih aman dibanding persalinan pervaginam. Resiko terjadinya trauma lahir lebih rendah dibanding persalinan pervaginam. Sedangkan resiko fetal asfiksia relatif tetap.




F.        Prognosis
1.      Bagi ibu
Kemungkinan robekan pada perineum lebih besar,juga karena dilakukan tindakan, selain itu ketuban lebih cepat pecah dan partus lebih lama, jadi mudah terkena infeksi.
2.      Bagi bayi :
Prognosa tidak begitu baik,karena adanya ganguan peredaran darah plasenta setelah bokong lahir dan juga setelah perut lahir, talipusat terjepit antara kepala dan panggul, anak bisa menderita asfiksia.
Oleh karena itu setelah tali pusat lahir dan supaya janin hidup,janin harus dilakukan dalam waktu 8 menit.

G.      Komplikasi
Komplikasi persalinan letak sungsang (Manuaba, 2010)
1.         Komplikasi pada ibu
a.       Perdarahan
b.      Robekan jalan lahir
c.       Infeksi
2.    Komplikasi pada bayi
a.       Asfiksia bayi, dapat disebabkan oleh :
1)        Kemacetan persalinan kepala (aspirasi air ketuban-lendir)
2)        Perdarahan atau edema jaringan otak
3)        Kerusakan medula oblongata
4)        Kerusakan persendian tulang leher
5)        kematian bayi karena asfiksia berat.
b.      Trauma persalinan
1)        Dislokasi-fraktur persen dian, tulang ekstremitas
2)        Kerusakan alat vital : limpa, hati, paru-paru atau jantung
3)        Dislokasi fraktur persendian tulang leher : fraktur tulang dasar  kepala ; fraktur tulang kepala ; kerusakan pada mata, hidung atau telinga ; kerusakan pada jaringan otak.
c.       Infeksi, dapat terjadi karena :
1)        Persalinan berlangsung lama
2)        Ketuban pecah pada pembukaan kecil
3)        Manipulasi dengan pemeriksaan dalam

No comments:

Post a Comment